Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CS File: Penyelundupan Sadis Kakatua Jambul Kuning

Kompas.com - 24/06/2015, 21:33 WIB


Rabu, 24 Juni 2015, pukul 22.30 WIB, program acara CS: File akan hadir kembali di KompasTV, dengan hasil penelusuran atas kasus penyelundupan satwa dilindungi melalui Kapal Motor Tidar di Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur.

Di dalam kapal penumpang ini ditemukan 21 ekor burung Kakatua Jambul Kuning yang diselundupkan dengan cara yang sadis yaitu dimasukkan ke dalam botol bekas air mineral kemasan.

Reza Romanenko, Reporter CS: File "Si Jambul Kuning dalam Botol" mengatakan, "Penyelundupan satwa langka kerap kali terjadi di Indonesia. Namun, hal yang paling menyedihkan adalah hukuman yang diterima para pelaku sangatlah ringan, padahal dampak yang ditimbulkannya besar.Kesadisan para penyelundup menjadi bukti bahwa kegiatan ini harus segera dihentikan, jika kita tidak ingin kekayaan alam Indonesia habis dengan percuma."

Burung Kakatua Jambul Kuning atau yang dikenal dengan nama latin Cacatua galerita eleonara adalah salah satu satwa langka yang dilindungi oleh negara. Saat ini, populasi Kakatua Jambul Kuning hanya tersisa sekitar 7.000 ekor di dunia. Karena kelangkaannya, Kakatua Jambul Kuning menjadi salah satu hewan incaran di perdagangan gelap. Kakatua Jambul Kuning hasil selundupan laku terjual dengan harga kurang lebih Rp 13 juta.

Bukan hanya Kakatua Jambul Kuning yang menjadi incaran penyelundup. Hari Kamis, 26 Februari 2015 yang lalu, Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Perak juga menemukan ratusan satwa di ruang mesin Kapal Motor Gunung Dempo. Beberapa jenis satwa selundupan tersebut disimpan di dalam pipa paralon dan botol-botol bekas air mineral.

Penyelundupan satwa langka dengan cara sadis seperti ini sudah kerap kali terjadi. Banyak dari satwa langka selundupan ini akhirnya mati karena tersiksa dan kehabisan nafas.

Mengapa kegiatan ilegal ini dapat tetap terjadi? Simak CS: File "Si Jambul Kuning dalam Botol" hari Rabu, 24 Juni 2015, pukul 22.30 WIB di KompasTV "Inspirasi Indonesia".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com