Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ensiklik Paus Fransiskus: Mari Berevolusi Memerangi Perubahan Iklim

Kompas.com - 18/06/2015, 21:44 WIB

KOMPAS.com
- Paus Fransiskus dalam ensiklik yang diterbitkan pada Kamis (18/6/2015) menyerukan pada seluruh umat di dunia untuk berevolusi memerangi perubahan iklim.

Paus menyatakan bahwa pemujaan manusia pada teknologi dan ketergantungan pada bahan bakar fosil telah mencuri keindahan alam dan keragamannya yang berguna bagi generasi mendatang.

"Prediksi tentang akhir dunia tidak bisa lagi dihadapi dengan ironi dan remeh," katanya seperti dikutip CNN, Kamis.

Dengan merujuk pada pernyataan para ilmuwan tentang ancaman perubahan iklim, Paus menyerukan adanya revolusi budaya untuk mencegah manusia dari kehancurannya.

"Bumi, rumah kita, semakin menyerupai tumpukan sampah. Di berbagai wilayah Bumi, daerah yang semula cantik telah tertutupi dengan sampah," katanya.

Ensiklik, berasal dari bahasa Yunani yang berarti lingkaran, adalah seruan terkuat Paus kepada semua pastor yang dibacakan dari St Peter Square di Vatikan.

Ensiklik kali ini berbeda dari sebelumnya karena bukan hanya diserukan kepada umat katolik, tetapi juga semua umat manusia di Bumi.

"Saya ingin memulai dialog dengan semua orang tentang rumah kita," ungkapnya dalam dokumen setebal 184 halaman berjudul "Laudato Si" atau "Terpujilah Kamu Semua" itu.

Dalam dokumen itu Paus Fransiskus mendorong banyak hal, mulai kemauan politik banyak negara hingga mendesak perbaikan transportasi publik.

Paus juga menyatakan bahwa saat ini, manusia menghadapi masalah sosial dan lingkungan yang saling terkait.

Paus menyindir orang-orang kaya yang terus memperkaya diri dan konsumtif sementara orang-orang miskin semakin dimiskinkan karena menghadapi banyak bencana alam.

Manusia kali ini tidak menghadapi godaan berupa buah terlarang seperti Adam dan Hawa, tetapi teknologi dan pemujaannya.

Paus mengingatkan, "Kita bukan Tuhan, Bumi ada sebelum kita dan diberikan kepada kita." Ia mengatakan bahwa Bumi ada untuk dipelihara, bukan dikuasai.

Maureen Mullarkey, komentator konservatif dari Amerika Serikat, mengkritik paus dengan mengatakan bahwa dia telah bergerak terlalu jauh.

Mullarkey mengatakan bahwa Paus telah "mensakralkan politik dan membelokkan teologi pada upaya prematur dan tanpa pengendalian tentang perubahan iklim."

Rick Santorum, seorang katolik dan orang yang skeptis pada perubahan iklim mengatakan, gereja lebih baik meninggalkan sains dan menyerahkannya pada para ilmuwan.

Meski demikian, seperti diwartakan Reuters, pegiat lingkungan serta sejumlah pastor di dunia menyambut baik ensiklik Paus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com