Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahasia Tubuh Lenin Masih Terawetkan hingga 91 Tahun

Kompas.com - 25/05/2015, 13:12 WIB


KOMPAS.com — Selama ribuan tahun, manusia menggunakan metode pembalsaman untuk mengawetkan tubuh orang yang telah wafat. Namun, tak ada yang bisa mengalahkan eksperimen yang dilakukan selama 91 tahun untuk mengawetkan tubuh Vladimir Lenin, pendiri Uni Soviet.

Pejabat Rusia sempat menutup Mausoleum Lenin di Moskwa agar para ilmuwan dapat mempersiapkan tubuh Lenin untuk dipamerkan kembali pada April 2015 lalu, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-145.

Selama beberapa generasi, ilmuwan Rusia menghabiskan waktu mereka untuk memperbaiki teknik preservasi guna menjaga penampilan serta fleksibilitas tubuh Lenin.

Sebuah kelompok inti yang terdiri dari lima hingga enam orang ahli anatomi, biokimia, dan ahli bedah, yang dikenal sebagai Kelompok Mausoleum, bertanggung jawab atas pengawetan dan perawatan tubuh Lenin.

Para ahli ini bernaung di bawah Pusat Riset Ilmiah dan Metode Pengajaran dalam bidang Teknologi Biokimia (Center for Scientific Research and Teaching Methods in Biochemical Technologies) yang terletak di Krasin Street, Moskwa.

Metode pengawetan yang dilakukan Rusia ini terfokus pada fisik, yaitu penampilan, bentuk, bobot, rona, dan kelenturan, bahkan elastisitas kulit serta kelenturan sendinya. Namun, tidak pada segi biologisnya.

"Mereka harus mengganti bagian-bagian kulit dan dagingnya dengan plastik dan material lainnya," ujar Alexei Yurchak, profesor sosial antropologi di University of California, Berkeley, AS.

"Hal inilah yang membuatnya secara dramatis berbeda dengan semua yang ada di masa lalu seperti mumifikasi, yang terfokus pada pengawetan bagian tubuh asli, sementara bentuk tubuh berubah," tambahnya.

Kelompok Mausoleum ini pula yang membantu pengawetan tubuh pemimpin Vietnam, Ho Chi Minh, serta para pemimpin Korea Utara, Kim Il Sung dan Kim Jong Il.(Titania Febrianti/Scientific American)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com