Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Butuh Rp 100 Miliar-Rp 200 Miliar untuk Bangun Satu "Techno Park"

Kompas.com - 07/05/2015, 15:45 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com — Pengembangan taman sains dan teknologi nasional membutuhkan biaya besar. Untuk memenuhi target pembangunan 100 fasilitas ilmu pengetahuan itu hingga tahun 2019, pemerintah akan bekerja sama dengan dunia usaha dan pemerintah daerah.

"Biayanya memang besar, satu techno park sekitar Rp 100 miliar-Rp 200 miliar. Karena itu, anggarannya nanti sharing," ujar M Nasir seusai pembukaan Kick Off Program Nasional Pengembangan 100 Taman Sains dan Teknologi di Universitas Telkom, Bandung, Kamis (7/5/2015).

Nasir menjelaskan, pihaknya nantinya hanya memberikan teknologi. Sebab, total anggaran Menristek dan Dikti untuk techno park hanya Rp 115 miliar pada 2015. Nantinya, sumber pendanaan dan pengelolaan berasal dari pemerintah setempat, dunia usaha. Anggaran pemerintah pusat sendiri hanya sebagai pendukung.

"Pemda yang sudah berkomitmen turut serta harus mewajibkan diri mengalokasikan anggaran, terutama dalam hal pengelolaan. Kerja sama ini juga penting agar ketika ganti kepala daerah, pengelolaan taman sains tetap berlangsung," ucapnya.

Nasir mengatakan, techno park yang akan dikembangkan untuk pertama kalinya di Indonesia adalah taman sains. Taman itu bisa menyuguhkan perkembangan ilmu pengetahuan terkini terhadap masyarakat. Ia berharap, taman ini akan memacu orang untuk berinovasi sehingga memunculkan teknologi yang bisa dimanfaatkan. Selain itu, taman sains diharapkan menjadi wadah bagi perguruan tinggi untuk mengaplikasikan temuannya.

Indonesia, sambung Nasir, menargetkan pembangunan 100 taman sains dan teknologi hingga 2019 mendarang. Untuk tahun ini, pihaknya akan melakukan feasibility study dan pada 2016 mulai dilakukan pembangunan dan pengadaan. Memasuki 2017, taman sains ini ditargetkan bisa beroperasi.

"Saat ini, kami turut serta dalam delapan techno park, yaitu techno park di Solo, Sragen, Palembang, Bengkulu, Riau, Kalimantan Utara, Sumbawa Timur, dan Papua," kata Nasir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com