Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terisolasi 11.000 Tahun, Orang Yanomami Jadi Manusia dengan Usus Terkaya

Kompas.com - 21/04/2015, 14:51 WIB

KOMPAS.com — Terisolasi selama 11.000 tahun dan sangat minim kontak dengan manusia era industri, orang-orang Yanomami Amerindian menjadi manusia yang punya keragaman bakteri usus tertinggi.

Fakta itu terungkap berkat penelitian ilmuwan dari New York University dan Washington University yang dipublikasikan di jurnal Science Advance, Kamis (17/4/2015).

Para ilmuwan mengumpulkan sampel bakteri pada kulit, mulut, dan feses milik orang-orang Yanomami pada 2009. Pengumpulan sampel telah disetujui oleh kepala masyarakat adat tersebut serta setiap orang yang diambil sampelnya.

Ilmuwan lalu menganalisis keberagaman bakteri dan membandingkannya dengan sampel dari orang Amerika Serikat serta suku Guahibo Amerindian di Venezuela dan orang desa di Malawi.

Hasil riset mengungkap bahwa orang-orang Yanomami punya keragaman bakteri usus tertinggi, dua kali lipat lebih banyak dari orang Amerika Serikat serta 30-40 persen lebih tinggi dari orang Guahibo dan Malawi yang lebih banyak berinteraksi dengan budaya industri.

Salah satu bakteri pada pencernaan orang Yanomami berperan penting bagi kesehatan, yaitu mencegah pembentukan batu ginjal.

Selain punya keragaman bakteri tertinggi, orang Yanomami juga memiliki bakteri usus yang resisten terhadap antibiotik. Resistensi pada antibiotik itu disebabkan oleh adanya 28 gen pada genom bakteri.

"Ini bukti bahwa resistensi antibiotik itu alami, cuma perlu diaktivasi dan diamplifikasi setelah penggunaan antibiotik," kata Gautam Dantas dari Washington University.

Dengan resistensi itu, pemberian antibiotik masih bisa membunuh beberapa bakteri. Namun, ketika gen resisten "dinyalakan" oleh bakteri tertentu, aktivitas antibiotik bisa dihambat sehingga kerjanya tidak efektif.

Meski punya bakteri usus tinggi, bakteri pada kulit dan oral pada orang Yanomami ternyata sama saja dengan orang Amerika Serikat serta orang Guahobi dan Malawi.

Diberitakan Livescience, Senin (20/4/2015), riset memberi dua gagasan kepada para ilmuwan. Pertama adalah perlunya terus mengupayakan antibiotik agar perang melawan penyakit infeksi efektif. Kedua ialah riset tentang peran bakteri usus untuk memerangi epidemi masa kini, seperti diabetes dan obesitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com