Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dengan Teknologi, Mayat Kini Bisa Disulap Jadi Berlian

Kompas.com - 08/04/2015, 22:06 WIB

KOMPAS.com — Sebuah perusahaan pelayanan pemakaman di Australia Selatan menawarkan cara baru untuk mengabadikan kenangan terhadap anggota keluarga atau hewan peliharaan yang meninggal dengan menyulap sampel rambut atau abu kremasi mereka menjadi berlian dan perhiasan.

Di tangan pemilik jasa lengkap pemakaman Australia Selatan bernama In Memoriam Productions, Bill Yeo, layanan pembuatan berlian khusus adalah contoh sempurna untuk menggambarkan perubahan terhadap persepsi orang mengenai pemakaman dan kematian.
 
Masyarakat kini juga mulai melibatkan teknologi untuk mengenang orang-orang terkasih.
 
Sampel rambut atau abu dari anggota keluarga yang meninggal dapat dikirim ke rumah pemakaman ini untuk diproses ke laboratorium di Finlandia. Di sana, karbon yang telah diekstrak tadi akan dicampur dengan karbon generik untuk mencapai ukuran berlian yang diminta.
 
Proses membuat berlian istimewa ini memakan waktu 90 sampai 120 hari. Yeo mengatakan, mereka baru saja menyelesaikan pesanan berlian pertama mereka sejak menawarkan paket pelayanan ini berupa dua berlian yang terbuat dari abu seorang wanita di Australia Barat untuk suami dan anaknya.
 
Setiap berlian ini membutuhkan 100 dan 200 gram abu kremasi. Dengan demikian, abu kremasi masih akan tersisa dan dapat digunakan oleh anggota keluarga untuk prosesi tabur abu atau ditempatkan di guci.
 
Yeo mengatakan, masyarakat dapat mulai merencanakan niat mereka untuk membuat berlian kenangan ini, termasuk perencanaan anggaran untuk membuat pusaka yang unik ini.
 
Biaya untuk pembuatan berlian pusaka ini sangat tergantung pada ukuran berlian yang diinginkan, dengan kisaran harga mulai dari 1.000 dollar AS hingga lebih dari 22.000 dollar AS untuk batu berlian dua karat.
 
"Ini memang bukan jenis layanan pemakaman bagi semua orang. Ini disediakan bagi orang-orang yang menyukai gagasan dan konsep untuk melakukannya, dan hal ini tentunya akan menjadi kenangan berharga bagi mereka," katanya.
 
Yeo mengatakan, sejak mereka mulai menawarkan layanan ini kepada direksi rumah pemakaman pada awal tahun lalu, sekitar 80 persen dari permintaan berasal dari keluarga yang ingin membuat batu berlian dari orang yang mereka cintai, dan 20 persen pemesan adalah pemilik hewan peliharaan yang ingin membuat kenang-kenangan.
 
"Saya pagi ini baru saja menerima pesanan berlian kenangan dari seorang wanita yang ingin menciptakan batu berlian dari salah satu abu kremasi anjingnya," katanya.
 
"Saya sebenarnya tidak terpikir untuk membuat batu berlian dari hewan, tetapi sangat masuk akal jika ada orang yang berniat membuat sesuatu yang dapat mereka kenakan, dan sekaligus menjaga agar kenangan dengan orang atau hewan tercinta bisa tetap dekat dengan mereka."
 
Berlian sintetis pada awalnya dibuat untuk keperluan industri, yakni sebagai alat dan peralatan pemotong. Eksperimen pembuatan berlian sintetis ini dimulai pada akhir 1800-an dan awal 1900-an hingga akhirnya tercatat bahwa berlian sintetis pertama dihasilkan pada tahun 1950-an.
 
Pada dekade lalu, popularitas berlian sintetis terus meningkat, dan penggunaannya terus meluas, tidak hanya oleh kalangan industri, tetapi juga untuk membuat batu peringatan yang dapat dipesan sesuai keinginan.
 
"Pada suatu waktu, pembuat berlian sintetis juga menawarkan gas untuk memberi tambahan corak dan warna pada berlian, sesuai dengan yang diinginkan," kata Yeo.
 
Gas-gas ini digunakan untuk memproduksi berlian berwarna kuning kehijauan, merah tua, ataupun biru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com