8 Juta Ton Sampah Plastik Masuk ke Laut Setiap Tahun

Kompas.com - 13/02/2015, 18:09 WIB

KOMPAS.com — Sekitar 8 juta ton sampah plastik beredar di lautan dunia setiap tahun, menurut riset yang dikemukakan pada pertemuan tahunan American Association for the Advancement of Science (AAAS).

Dr Jenna Jembeck, kepala tim ilmuwan dari Universitas Georgia, AS, berupaya mengetahui seberapa banyak sampah plastik yang beredar di lautan dunia dengan mengumpulkan data internasional mengenai populasi, sampah yang dihasilkan, tata kelola sampah, dan kesalahan dalam mengelola sampah.

Dari data-data tersebut, Jembeck dan rekan-rekannya menciptakan beberapa model skenario untuk mengestimasi kemungkinan jumlah plastik yang masuk ke laut.

Untuk tahun 2010, misalnya, jumlah sampah diperkirakan mencapai 4,8 hingga 12,7 juta ton. Batas bawah yang ditetapkan sebesar 4,8 juta ton itu kurang lebih sama dengan jumlah ikan tuna yang ditangkap di seluruh dunia.

"Kita seperti mengambil ikan tuna dan menggantikannya dengan plastik," komentar salah satu peserta studi, Kara Lavender Law, dari Sea Education Assocation di Woods Hole.

Dari kisaran 4,8 juta ton hingga 12,7 juta ton, para ilmuwan menetapkan 8 juta ton sebagai perkiraan rata-rata. Jumlah itu hanyalah sekian persen dari total sampah plastik yang dihasilkan penduduk dunia setiap tahun.

"Kuantitas sampah plastik yang ditemukan di laut sama dengan sekitar lima kantong belanja berisi plastik untuk setiap meter garis pantai di dunia," kata Jembeck kepada BBC.

Produksi sampah

Dalam kajian yang juga diterbitkan jurnal Science tersebut, para peneliti telah membuat daftar negara-negara yang punya andil atas sampah plastik di lautan. Sebanyak 20 negara teratas dalam daftar bertanggung jawab atas 83 persen dari semua sampah yang berujung di lautan.

China, yang menghasilkan lebih dari satu juta ton sampah di laut, bertengger pada posisi puncak daftar tersebut.

Posisi China itu, menurut para peneliti, merupakan konsekuensi dari jumlah penduduk China yang banyak dan sebagian besar tinggal di sepanjang garis pantai.

Demikian juga Amerika Serikat yang masuk 20 besar dalam daftar itu. Kendati AS memiliki pengelolaan sampah yang lebih baik, volume sampah yang dihasilkan oleh masing-masing individu di sana luar biasa banyak.

Solusi

Sebagai solusi, Dr Jembeck dan rekan-rekannya mengimbau kepada negara-negara kaya agar mengurangi konsumsi barang-barang plastik sekali pakai, seperti tas belanja.

Adapun negara-negara berkembang harus meningkatkan praktik pengelolaan limbah mereka.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau