Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset Ungkap Kasus Infeksi HIV lewat Alat Manikur

Kompas.com - 01/12/2014, 13:17 WIB

KOMPAS.com — Riset yang dipublikasikan di jurnal AIDS Research and Human Retrovirus pada 29 Oktober 2014 mengungkap kasus langka, seorang perempuan asal Brasil terinfeksi HIV karena berbagai peralatan manikur dengan orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Diberitakan situs IFLScience.com, Kamis (27/11/2014), perempuan itu mendapati dirinya positif setelah menjalani tes HIV sebelum donor darah. Dia mengaku tidak menjalankan perilaku risiko yang berpotensi mentransmisikan HIV.

Pengakuan perempuan itu terbukti lewat tes medis. Analisis ginekolog membuktikan, wanita itu masih perawan. Tes HIV pada pacar dan ibunya menunjukkan keduanya negatif. Gadis itu juga mengaku tak pernah menerima transfusi darah ataupun menato bagian tubuhnya.

Diskusi dengan dokter menguak bahwa gadis itu pernah berbagi alat manikur, termasuk gunting kutikula, dengan sepupunya yang HIV positif. Si sepupu yang seorang ahli manikur tahu dirinya HIV positif sejak 17 tahun lalu, tetapi tidak menceritakannya pada si gadis.

Elaine Monteiro Matsuda, peneliti pada Santo Andrea Aids Program di Brasil, dan rekannya kemudian melakukan penelitian dengan menganalisis virus HIV yang ada dalam tubuh si gadis dan sepupunya.

Analisis mengungkap, virus yang dimiliki keduanya sangat identik, menunjukkan bahwa virus itu punya asal-usul yang sama. Analisis DNA mengungkap bahwa moyang virus yang ada dalam tubuh dua perempuan itu berasal dari tahun saat gadis dan sepupunya berbagi alat manikur.

Meskipun sulit dipercaya, dengan tak adanya jalur infeksi lain, Matsuda dan rekannya meyakini bahwa penggunaan alat manikur itulah yang menyebabkan si gadis terinfeksi virus tersebut.

Peluang infeksi dengan alat manikur bertambah ketika si sepupu ternyata tidak menjalani perawatan dengan obat anti-retroviral (ARV), dibuktikan dengan populasi virus yang besar. Si gadis sendiri kini juga punya viral load besar.

Selama ini, penggunaan bersama jarum akupunktur, jarum tato, serta jarum suntik tanpa sterilisasi dinyatakan sebagai perilaku berisiko yang bisa menularkan HIV. Namun, pemakaian alat manikur sejauh ini tak diperhatikan.

Pelajaran dari kasus ini adalah, seseorang tidak perlu mendiskriminasi penderita HIV/AIDS, tetapi penting untuk berhati-hati dalam menggunakan alat yang berpotensi kontak langsung dengan media darah.

Hal lain adalah perlunya setiap orang, baik berisiko rendah maupun tinggi, untuk menjalani tes HIV. Di Indonesia, penderita HIV terbesar adalah kalangan ibu rumah tangga yang sebenarnya termasuk orang dengan risiko rendah terkena HIV.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com