Tiga pelajar SMA asal Taiwan mencoba mewujudkan impian itu. Mereka membuat sebuah pot futuristik yang disebut Solarmania Agriculture Module (SAM).
Ying-Shan Chen dari Tainan First Girl Senior High School di Tainan, Taiwan, adalah salah satu siswi yang terlibat pengembangan SAM.
Chen mengatakan, SAM memiliki 6 perangkat utama, yaitu panel surya, lampu LED, baterai litium, sistem irigasi, pengatur suhu, dan perangkat pendukung bluetooth.
Panel surya berfungsi mengumpukan energi Matahari. "Energi surya akan dipanen lalu disimpan dalam komponen lain, sebuah baterai lithium," kata Chen.
Energi surya vital peranannya dalam menjaga fungsi SAM. Dengan energi surya, lampu LED bisa terus menyala.
Lampu LED sendiri berfungsi sebagai penyedia foton cahaya yang dibutuhkan tumbuhan untuk fotosintesis.
"Kami memakai warna merah dan biru. Karena cahaya pada panjang gelombang itulah yang paling dibutuhkan untuk fotosistensis," ungkap Chen.
Energi surya juga memastikan sistem irigasi bekerja sehingga kebutuhan air tumbuhan terpenuhi. Selain untuk air, sistem ini juga bisa digunakan untuk pemberian pupuk.
Air sendiri bisa disalurkan lewat selang dari luar pot. Dalam skala besar, bisa dibuat sistem irigasi bawah tanah yang kemudian dihubungkan ke dalam pot.
SAM memiliki sebuah sensor yang akan mendeteksi suhu di dalam pot. Dengan bantuan fan, suhu dalam pot bisa diatur sesuai jenis tumbuhan.
"Kalau suhu terlalu panas, maka fan akan menyala sehingga mendinginkan," ungkap Chen kepada Kompas.com, Kamis (30/10/2014).
Untuk mengatur kebutuhan air, pupuk, serta suhu optimal pertumbuhan tanaman, Chen dan rekannya mengembangkan sebuah aplikasi.
Aplikasi itu bisa berjalan di sistem aplikasi Android dan iOS. Pada aplikasi, terdapat pilihan suhu, kecepatan irigasi, pencahayaan, dan lainnya.
"Untuk mengatur, cukup set suhu dan irigasi, lalu hubungkan ponsel pintar dan SAM dengan bluetooth," jelas Chen.