Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Dilantik sebagai Presiden, Ini Harapan Peneliti

Kompas.com - 20/10/2014, 20:44 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com - Peneliti menaruh harapan besar pada pemerintahan Jokowi-JK. Kalangan peneliti berharap, Jokowi-JK bisa terus mendukung kegiatan penelitian dan keleluasaan peneliti untuk mengembangkan diri.

"Harapan kita, ada perbaikan pada dunia penelitian. Selama ini dunia penelitian belum mendapat perhatian besar," ungkap Iskandar Zulkarnain, Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Perbaikan yang bisa dilakukan antara lain pada pendanaan dan administrasi lembaga penelitian. Dana penelitian masih minim sementara persoalan administrasi kadang menyulitkan peneliti untuk melakukan riset yang berkualitas.

"Reserch expenditure kita masih rendah, cuma 0,08 persen. padahal, kalau kita mau menjadi bangsa yang maju, kita harus memperkuat iptek," kata Iskandar saat dihubungi Kompas.com, Senin (20/10/2014).

Rendahnya dana penelitian punya konsekuensi internal. "Kita harus distribusikan yang prioritas. Akhirnya kita harus pilih yang jelas outcome-nya. Di sisi lain, kita tidak mungkin hanya mendistribusikan pada bidang yang aplikatif saja. Dilema," jelasnya.

Sementara itu, untuk masalah administrasi, Iskandar mengatakan bahwa pemerintah selama ini menerapkan kebijakan secara umum tanpa melihat karakteristik dari suatu lembaga. Hal itu menghambat riset.

"Contohnya ada kebijakan pemotongan dana perjalanan. Kita ikut dipotong. Padahal, biaya perjalanan kita adalah untuk tugas inti, bukan koordinasi. Tetapi karena namanya sama, kita ikut dipotong," ujar Iskandar.

Minimnya dana perjalanan akan menghambat peneliti dalam mencari data. Bila data yang dikumpulkan lebih sedikit, validitas hasil penelitian akan rendah. "Akhirnya hasil atau kualitasnya akan dipertanyakan," kata Iskandar.

Iskandar mengatakan, jika wacana penggabungan Kementerian Riset dan Pendidikan tinggi menjadi kenyataan dan diikuti dengan sebagian dana dari Kementerian Pendidikan, hal itu akan membantu menyelesaikan masalah minimnya dana riset.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com