Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Kota Lebih Tua Tersembunyi di Kota Lama Semarang

Kompas.com - 18/08/2014, 21:01 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com —
Kota Lama biasa dianggap sebagai kota tertua di Semarang. Namun, riset arkeologi menunjukkan adanya kota yang lebih tua dari Kota Lama itu sendiri.

"Ada 'mbah'-nya Kota Lama," kata Siswanto, arkeolog dari Balai Arkeologi Yogyakarta, saat dihubungi Kompas.com, Senin (18/8/2014).

Jejak arkeologis "nenek" dari Kota Lama telah ditemukan lewat penelitian tim arkeolog Balai Arkeologi Yogyakarta.

"Kami menemukan bastion di barat daya Kota Lama. Itu adalah bagian pojok benteng. Ada tembok dengan lubang pengintai," urai Siswanto.

Bagian kota yang lebih tua dari Kota Lama itu diperkirakan berasal dari awal abad ke-17, dua abad lebih tua dari bangunan yang masih berdiri hingga saat ini.

Berdasarkan penelitian, setidaknya ada tiga tahap pengembangan Kota Lama. Wilayah Kota Lama yang dikenal saat ini merupakan hasil pengembangan yang terbaru.

Sebelum berkembang menjadi wilayah perkantoran dan bisnis sejak abad ke-18, Kota Lama lebih dulu menjadi kawasan permukiman untuk orang-orang Belanda.

"Benteng yang dibangun itu benar-benar untuk memisahkan permukiman dengan wilayah kerajaan Semarang," kata Siswanto.

Riset tentang kota yang lebih tua dari Kota Lama menjadi salah satu fokus penelitian Balai Arkeologi Yogyakarta. Sampai saat ini, riset masih berlangsung.

Balai Arkeologi Yogyakarta juga melakukan penelitian lain, seperti jejak manusia purba dan situs Pati Ayam.

Kota Lama berkembang pesat sejak tahun 1678, setelah Kerajaan Mataram lewat Sultan Amangkurat II menandatangani perjanjian dengan VOC. Isinya, VOC bisa mengelola Semarang.

Tanda pesatnya perkembangan terlihat dari adanya bangunan pertokoan, perkantoran, sekaligus Gereja Blendhuk yang masih eksis dan berfungsi hingga saat ini.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com