Penelitian gambar cadas Goa Harimau dimulai sejak 2009 oleh peneliti Pusat Arkeologi Nasional, E Wahyu Saptomo. Saat itu, Wahyu menemukan gambar cadas bermotif jaring atau anyaman di dinding goa sebelah utara yang kemudian dinamakan galeri Wahyu utara.
Setahun kemudian, ahli komunikasi visual Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung, Pindi Setiawan, mengidentifikasi gambar cadas di dinding timur dan barat. Pindi meneliti 25 motif gambar cadas berwarna merah dan coklat gelap yang rata-rata berbentuk geometris. Gambar itu dihasilkan dari kuasan jari dan alat runcing.
”Pada 2011, kami meneliti lagi dan menemukan lima motif geometris di sebuah relung galeri Wahyu,” kata Ketua Tim Penelitian Goa Harimau (ketujuh) Pusat Arkeologi Nasional Adhi Agus Oktaviana, Rabu (23/7/2014), di Jakarta.
Saat trans
Hingga akhir penelitian, total ditemukan 47 gambar cadas di Goa Harimau. Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, pigmen gambar-gambar itu mengelupas dan tumbuh lumut yang menutupi pigmen gambar.
”Pengurangan hutan menjadi lahan kelapa sawit turut memengaruhi kondisi goa. Selain itu, banyak pula pengunjung yang masuk ke goa dan mencoret-coret atau menuliskan nama di dinding goa,” katanya.
Sebagian besar gambar cadas tak begitu jelas mendeskripsikan sesuatu karena motifnya sangat sederhana. Diduga, gambar-gambar itu hasil goresan penghuni saat mengalami kesurupan atau trans saat ritual penguburan di lantai Goa Harimau.
Sejak 2009 hingga 2014, sebanyak 78 kerangka Homo sapiens telah diekskavasi dari Goa Harimau. ”Ini penemuan luar biasa. Selama ini, jejak Homo sapiens tidak pernah terdeteksi di Sumatera,” kata arkeolog prasejarah Pusat Arkeologi Nasional, Harry Truman Simanjuntak. (ABK/KOMPAS CETAK)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.