Dalam States of Climates 2013, laporan yang dipublikasikan oleh American Meteorological Society, dinyatakan bahwa pada tahun 2013, level gas rumah kaca dan suhu global telah mencetak rekor baru.
Suhu global terus meningkat. Tahun 2013 merupakan tahun terpanas kedua dan keenam terpanas sejak pencatatan suhu dimulai pada tahun 1880. Peringkat tersebut berbeda tergantung metode perhitungan yang digunakan oleh berbagai kelompok ilmuwan.
Di Australia, tahun 2013 tercatata sebagai tahun terpanas sepanjang sejarah. Sementara, seperti diberitakan Daily Mail, Minggu (20/7/2014), 2013 merupakan tahun terpanas kedua dan ketiga bagi Argentina dan Selandia Baru.
"Laporan ini memperkuat apa yang para ilmuwan telah amati sejak beberapa dekade ini, bahwa planet kita (bumi, red) menjadi lebih hangat,“ kata Kathryn Sullivan dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).
"Laporan ini memberikan informasi dasar yang kita butuhkan untuk mengembangkan alat dan layanan bagi komunitas, bisnis dan negara untuk mempersiapkan dan membangun ketahanan terhadap dampak perubahan iklim," imbuhnya.
Sebagai dampak dari peningkatan suhu global, es pun terus mencair sehingga populasi beruang kutub pun terancam. Suhu di wilayah kutub sendiri naik lebih cepat daripada di wilayah lain. Di Fairbanks, Alaska, suhu pernah mencapai 27 derajat Celsius selama 36 hari berturu-turut.
Laporan itu juga mengungkap bahwa emisi dari pembakaran bahan bakar fosil mencapai titik tertinggi pada tahun 2013. Hal ini terlihat dari emisi karbon dioksida di Mauna Loa Observatory di Hawaii yang untuk pertama kalinya mencapai 400 ppm.
States of Climates disusun oleh 425 ilmuwan dari 57 negara diseluruh dunia. Data dalam laporan dikumpulkan dari sejumlah stasiun pemantau lingkungan dan instrumen di udara, darat, laut dan es.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.