Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembukaan Piala Dunia 2014 Bakal Dihadiri "Cyborg"

Kompas.com - 12/06/2014, 23:34 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com -- Bakal ada yang beda dalam Pembukaan Piala Dunia 2014. Pesta sepak bola terbesar di dunia ini akan dihadiri oleh "cyborg".

Cyborg secara sederhana adalah organisme, termasuk manusia, yang terdiri atas organ organik dan organ buatan yang bekerja berdasarkan prinsip mekanika dan elektronika.

Cyborg bisa juga diartikan sebagai organisme yang fungsi organnya telah digantikan atau ditingkatkan dengan bantuan perangkat tertentu.

Dalam pembukaan Piala Dunia 2014, cyborg yang akan hadir adalah penderita paralisis yang telah dibantu bergerak dengan lengan robotik dan sistem komputer yang terhubung dengan otaknya.

Pada ajang itu, penderita paralisis tersebut akan berusaha bangkit dari kursi roda, berjalan beberapa langkah, dan akhirnya menendang bola.

Muguel Nicolelis, ilmuwan dari Duke University di Durham, North Carolina, adalah orang di balik prakarsa kehadiran penderita tersebut.

Puluhan tahun, Nicolelis telah melakukan riset saraf dan mengembangkan perangkat yang bisa dikontrol oleh otak, kerap disebut brain-machine interface.

Salah satu tujuan dari pengembangan perangkat tersebut adalah memungkinkan orang-orang yang menderita paralisis bisa berjalan lagi.

Dalam wawancara dengan majalah Science, Kamis (5/6/2014), Nicolelis mengungkapkan bahwa demonstrasi cyborg dalam pembukaan Piala Dunia punya tujuan tersendiri.

Salah satunya adalah menunjukkan semangat dalam pengembangan ilmu pengetahuan, sekaligus mengungkap bahwa Brasil pun mampu melakukannya.

Tujuan lain adalah meningkatkan kepedulian. Ada 20 - 25 juta orang di dunia yang mengalami paralisis.

Nicolelis mengatakan, "Sains, bila didanai dengan tepat, bisa mengatasinya. Jika kita mulai sekarang, ini cuma tendangan simbolis, kita bisa melakukan sesuatu beberapa tahun ke depan."

Penderita paralisis dalam pembukaan Piala Dunia akan mengenakan electroencelographic (EEG), perangkat serupa headset yang akan merekam aktivitas otak.

Selain itu, penderita juga akan memakai sebuah lengan robotik yang akan membantunya bergerak.

Untuk bergerak, penderita harus membayangkan dirinya bergerak, mempercepat gerakan, memperlambat, dan menendang bola.

Komando yang terekam oleh EEG akan dikirim ke sistem komputer yang juga dikenakan untuk diterjemahkan sebagai perintah gerak.

Perintah gerak kemudian diterima oleh lengan robotik. Dengan cara ini, penderita bisa melangkah dan melakukan aktivitas lain.

Nicolelis mengatakan, ia telah melatih penderita dan mengukur keriuhan pembukaan Piala Dunia untuk memastikan demonstrasinya berjalan lancar.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com