Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikira Meteor, Kilatan Cahaya di Jabodetabek Ternyata Jejak Lion Air 372

Kompas.com - 09/06/2014, 17:36 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com — Minggu (8/6/2014) senja, sejumlah warga Jabodetabek menyatakan lewat media sosial bahwa mereka melihat kilatan cahaya. Warga mengira bahwa obyek yang dilihat adalah meteor.

Apakah benar?

Astrofisikawan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, mengungkapkan bahwa pada awalnya ia sempat mengira kilatan cahaya yang disaksikan warga itu memang meteor.

"Karena bisa disaksikan oleh warga dalam wilayah yang luas," katanya.

Menurut Thomas, bila sebuah asteroid terbakar pada ketinggian 90-100 kilometer dan menghasilkan bola api, kemungkinan besar bola api itu bisa dilihat oleh warga di wilayah yang cukup luas.

Namun, setelah melihat foto-foto dari kilatan cahaya yang diduga meteor itu, Thomas meyakini bahwa apa yang dilihat warga bukan meteor.

"Itu adalah kondensasi (pembekuan) gas buang pesawat yang terbang tinggi," ungkapnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (9/6/2014).

Thomas mengungkapkan, gas buang mengalami kondensasi karena suhu yang sangat rendah di ketinggian.

Gas buang itu lalu teriluminasi oleh cahaya matahari senja sehingga tampak seperti sebuah meteor.

Astronom amatir, Ma'rufin Sudibyo, juga mengatakan hal serupa. Menurut dia, identifikasi kilatan cahaya sebagai jejak pesawat atau meteor bisa dilakukan dengan melihat waktu penampakannya.

"Kalau meteor itu paling lama terlihat 10 detik, sementara yang dilihat warga kemarin bisa dilihat hingga 5 menit. Jadi, jelas bukan meteor," ungkapnya.

Obyek mungkin saja satelit buatan. Namun, pada saat terlihat, tidak ada satelit yang melewati wilayah Jabodetabek.

Ma'rufin mengungkapkan, pada Minggu, satelit luar angkasa internasional terlihat pada pagi hari. Sementara itu, satelit Iridium Flare baru akan melintas 18 Juni 2014 mendatang.

Ma'rufin mengungkapkan, satu-satunya kemungkinan adalah jejak pesawat.

Ma'rufin mengatakan, saat kilatan cahaya tersebut terlihat, ada pesawat Lion Air 372 (Boeing 737-900) yang terbang dari Bandara Soekarno-Hatta ke Batam. Pesawat terbang dari arah selatan ke barat daya.

Apakah memang jejak pesawat tersebut milik Lion Air 372? Ma'rufin mengungkapkan, "Ya, memang pesawat itu."

Ia mengonfirmasinya setelah melihat data Flight Radar dan Flight Aware.

Pesawat terbang pada ketinggian 1.000 hingga 5.000 meter di atas permukaan laut. Setelah itu, pesawat terus menanjak hingga ketinggian 10.000 meter.

Ma'rufin mengungkapkan, pada ketinggian itu, sangat mungkin terjadi kondensasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com