Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhirnya Kita Segera Punya Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia...

Kompas.com - 05/06/2014, 08:36 WIB
Ahmad Arif

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Dalam satu dasawarsa terakhir kejadian bencana di Indonesia cenderung meningkat, menciptakan kerugian dan korban jiwa sangat besar. Namun, riset untuk mengurangi risiko kebencaan masih sangat rendah. Sebuah pertemuan di Surabaya berusaha memberi solusi soal hal ini.

Kebutuhan tentang riset kebencanaan tersebut mengemuka pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Riset Kebencanaan 2014 yang diadakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu (4/6/2014) dan Kamis (5/6/2014).

Data dari Dirjen Perguruan Tinggi Kemendikbud, jumlah riset kebencaan hanya tiga persen dibandingkan penelitian di bidang lainnya. ”(Padahal) kalau melihat dari sisi penyelamatan kehidupan, riset kebencanaan harusnya yang utama,” kata Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB, Dody Ruswandi, Rabu.

”Penelitian dalam penanggulangan bencana sebenarnya salah satu asas penanggulangan bencana, seperti diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007,” imbuh Dody. Sekitar 150 peneliti dari kementerian, lembaga, dan perguruan tinggi yang terlibat dalam pertemuan ini.

Selain merumuskan prioritas dan cetak biru riset kebencaan Indonesia, para peneliti ini juga berencana mendeklarasikan Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia pada Kamis pagi ini. Hasil pertemuan ini rencananya akan disampaikan kepada dua calon presiden yang sekarang sedang berkontestasi dalam Pemilu Presiden 2014.

"Rekomendasi tentang riset kebencaan ini akan diserahkan kepada dua kandidat presiden agar ke depan persoalan bencana ini tetap menjadi perhatian serius, siapa pun presiden yang terpilih," kata Lilik Kurniawan, Direktur Pengurangan Risiko Bencana BNPB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com