NASA mengamati perkembangan El Nino pada bulan Mei 2014 dengan Ocean Surface Topography Mission/Jason 2 Satellite dan membandingkannya dengan data perkembangan pada tahun 1997 yang diperoleh dari TOPEX/Poseidon Satellite.
Data NASA pada 2 Mei 1997 dan 3 Mei 2014 mengungkap bahwa berdasarkan perubahan ketinggian muka air lautnya, perkembangan El Nino pada dua tahun tersebut menunjukkan kecenderungan yang sama.
El Nino merupakan fenomena kenaikan suhu perairan di Samudra Pasifik. Kenaikan suhu air laut ini memengaruhi persebaran pembentukan awan hujan. Dalam konteks Indonesia, El Nino akan semakin menghambat pertumbuhan awan hujan di wilayah barat, memicu kekeringan.
Perkembangan El Nino sendiri bisa diamati dari perubahan suhu muka air laut dan perubahan ketinggian muka air laut. Kenaikan suhu memicu pemuaian air laut sehingga muka perairan ikut meningkat.
Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Edvin Aldrian mengungkapkan, dengan tren yang sama, ada potensi El Nino yang akan datang juga punya intensitas yang sama. "Ya, ada potensi sekuat dulu," katanya.
El Nino tahun 1997 merupakan salah satu yang terburuk sepanjang abad ke-20. Di Indonesia, El Nino tersebut memicu kebakaran hutan yang mengemisikan 0,81-2,57 gigaton karbon dioksida. Selain itu, El Nino ini memicu kekeringan parah, gagal panen, dan penyakit.
Edvin mengungkapkan, tren perkembangan El Nino pada bulan Mei ini bisa dijadikan dasar untuk mengantisipasi. Namun, ia memperingatkan, "ini masih indikasi." Ada potensi juga bahwa El Nino takkan sekuat tahun 1997.
Dihubungi Kompas.com, Senin (19/5/2014), Edvin mengungkapkan, "Kita belum bisa memastikan ini antara bulan Maret sampai Mei. Setelah bulan Mei nanti baru bisa kita lihat dan pastikan."
Berdasarkan pemantauan BMKG sendiri, peluang terbesar adalah munculnya El Nino dengan intensitas lemah hingga sedang. Diprediksi, El Nino akan melanda antara bulan Juli dan September.
Kuat, sedang, atau hanya lemah, El Nino tetap harus diantisipasi. Bila muncul, El Nino bisa membuat kemarau lebih kering dan panjang. "Yang paling akan kena dampak adalah sektor pertanian," kata Edvin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.