Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Bisa Amati Gerhana Bulan secara Langsung? Lihat Saja lewat Video Ini

Kompas.com - 15/04/2014, 20:27 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com — Fenomena gerhana Bulan total terjadi pada Selasa (15/4/2014) waktu Indonesia. Di Amerika Serikat, seluruh periode gerhana bisa dilihat. Sayangnya, tidak di Indonesia. Hanya wilayah Indonesia timur yang bisa melihatnya. Itu pun hanya tahap akhir gerhana.

Walau tak bisa mengamati secara langsung fenomena ini, bukan berarti warga Indonesia tak bisa melihat Bulan saat berwarna merah karena tak menerima cahaya Matahari sama sekali. Teknologi informasi dan kemudahan manusia untuk berbagi lewat media online saat ini memungkinkannya.

Fenomena yang oleh banyak media barat disebut dengan "bloody moon" ini bisa dilihat dalam rekaman video yang beredar di YouTube atau situs seperti Slooh.com. Salah satu video yang bisa dilihat adalah dari Griffith Observatory, Los Angeles, dan NASA. Berikut ini videonya.

Gerhana Bulan terjadi ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan. Karena tertutup Bumi, Bulan tak menerima sinar Matahari. Akibatnya, Bulan yang biasanya berwarna putih berubah menjadi merah.

Gerhana Bulan terdiri dari beberapa tahap, dimulai dari kontak awal penumbra, kontak awal umbra, puncak gerhana, kontak akhir umbra, dan kontak akhir penumbra. Umbra adalah bayang-bayang inti Bumi saat gerhana Bulan. Penumbra adalah bayang-bayang tambahan.

Satu fenomena gerhana Bulan total selalu terdiri dari gerhana Bulan total itu sendiri dan gerhana Bulan sebagian, serta gerhana Bulan penumbra. Ini terkait dengan pergerakan Bulan saat terjadi fenomena gerhana tersebut.

Saat Matahari, Bumi, dan Bulan benar-benar segaris, atau saat puncak gerhana, fenomena gerhana Bulan total akan terlihat. Ketika Matahari, Bumi, dan Bulan sudah tak segaris tetapi Bulan masih berada di area umbra, gerhana Bulan sebagian akan terlihat.

Gerhana hanya bisa dilihat dengan mata telanjang ketika Bulan berada di wilayah umbra. Saat Bulan sudah berada di penumbra, pengamatan gerhana harus dibantu dengan teleskop.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com