Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun Basis Data, Ekspedisi Terumbu Karang di Flores Timur dan Alor Jadi Kegiatan Rutin

Kompas.com - 01/04/2014, 08:32 WIB
Didit Putra Erlangga Rahardjo

Penulis

FLORES TIMUR, KOMPAS - Ekspedisi Pemantauan Terumbu Karang untuk Evaluasi Dampak di Flores Timur dan Alor, Nusa Tenggara Timur, dipastikan akan menjadi kegiatan rutin. Selain untuk menyusun basis data penelitian di masa mendatang, ekspedisi diharapkan dapat menggambarkan efektivitas Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD).

Ekspedisi ini dilakukan oleh organisasi lingkungan World Wide Funds for Nature (WWF), bekerja sama dengan Wildlife Conservation Society (WCS) serta Kementerian Kelautan dan Perikanan. Selama ini ekspedisi ke kawasan tersebut hanya bertujuan melihat kondisi terkini terumbu karang.

Perjalanan kali ini mengitari Pulau Alor, Pantar, Solor, Adonara, dan Flores sejak 13 Maret 2014. Menumpang Kapal Motor Menami, peserta ekspedisi memeriksa kondisi terumbu karang dan keanekaragaman populasi ikan, serta mencatat koordinat lokasi.

"Lokasi-lokasi tersebut bakal didatangi kembali di masa mendatang untuk melihat perkembangannya," kata Koordinator Lapangan untuk ekspedisi ini, Nara Wisesa, Selasa (1/4/2014). Dia mengatakan pencatatan dari waktu ke waktu ini menjadi pembeda ekspedisi ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Dengan pemantauan reguler, kata Nara, akan terlihat perkembangan positif maupun negatif manajemen terumbu karang di daerah ini. Pemantauan juga dapat dipakai untuk menakar  efektivitas KKPD dengan memeriksa 10 titik di luar kawasan sebagai pembanding. Lokasi pembanding itu antara lain sisi timur Pulau Alor dan sisi utara selat Larantuka.

KKPD merupakan kawasan yang dibagi berdasarkan zonasi untuk pemanfaatannya. Ada zona inti yang tidak boleh diutak-atik manusia, zona perlindungan untuk perbaikan terumbu karang yang rusak, zona wisata untuk kegiatan pariwisata, dan zona pemanfaatan untuk pencarian ikan tangkap.

Penerapan KKPD diharapkan bisa menjamin kelestarian biota laut dan menekan laju penangkapan ikan yang melampaui batas. Di Kabupaten Alor, KKPD disahkan Menteri Kelautan dan Perikanan pada 2012. Adapun di Kabupaten Flores Timur, KKPD masih dalam tahap pencadangan atau selangkah sebelum penyusunan zonasi.

Nara menegaskan, Alor dan Flores Timur merupakan kawasan penting di perairan Indonesia. Kawasan ini, ujar dia, merupakan jalur migrasi ikan mamalia dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia. Itulah sebabnya, kata dia, kawasan tersebut dipanggil Arus Lintas Indonesia (Arlindo). Laut Banda dan Laut Flores, lanjut Nara, juga menjadi bagian pengamatan karena menjadi penunjang dari ekosistem Laut Sawu yang menjadi Kawasan Konservasi Perairan Nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com