Dua Teori Paling "Gila" Terkait Hilangnya Malaysia Airlines MH370

Kompas.com - 19/03/2014, 10:09 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com
 — Pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang belum juga membuahkan hasil memicu munculnya berbagai macam teori. Banyak yang spekulatif dan mungkin sulit dipercaya.

Di antara banyak teori yang berkembang, ada dua yang bisa disebut paling "gila". Pertama, MH370 sempat bersembunyi di balik pesawat Singapore Airlines SIA68. Kedua, MH370 jadi pesawat korban pembajakan cyber pertama di dunia.

Teori bahwa MH370 bersembunyi di balik SIA68 diungkapkan oleh Keith Ledgerwood. Slate.com, Senin (17/3/2014) menyatakan, ini adalah teori paling "gila".

"Ini saya sadari ketika saya melihat rute SIA68 sekitar pukul 18.00 UTC. Selama 15 menit berikutnya, MH370 terus mengikuti SIA68," ungkap Ledgerwood seperti dikutip BBC, Selasa (18/3/2014). 

Ledgerwood, seorang blogger yang mengamati dunia penerbangan, yakin bahwa MH370 bersembunyi di balik SIA68 dan sempat terbang di wilayah India dan Afganistan.

"Karena MH370 terbang dalam 'gelap' tanpa transponder, SIA68 tak akan tahu bahwa MH370 sedang ada di sekitarnya. Ketika memasuki wilayah udara India, keduanya hanya akan tampak dalam satu 'blip' dalam radar di ATC (air traffic controller) dan militer di sana," urainya.

SIA68 terbang dari Singapura ke Barcelona. Di satu lokasi, misalnya Xinjang, Kirgistan, atau Turkmenistan, MH370 bisa memisahkan diri dan mendarat.

Bila teori "gila" pertama berkisar tentang bagaimana MH370 bisa tak terdeteksi banyak radar, teori kedua berkaitan dengan dugaan pembajakan. Soal pembajakan, walau banyak kalangan yang yakin, sampai saat ini hal itu masih dugaan.

Bagaimana MH370 dibajak? Pakar anti-terorisme asal Inggris, Sally Leivesley, mengungkapkan bahwa pesawat modern macam Boeing 777-200ER bisa dibajak dengan melalui USB atau telepon seluler.

"Tampak lebih dan lebih meyakinkan bahwa beberapa sistem kontrol diambil alih dengan sengaja, baik secara manual, seseorang duduk menguasai autopilot, atau dengan perangkat di lokasi lain yang mematikan sistem," kata Leivesley.

"Telepon seluler bisa digunakan untuk melakukannya, atau (melalui) USB. Ketika pesawat di udara, Anda bisa memasukkan perintah dan kode yang memulai sebuah proses tertentu," imbuhnya.

Hal itu lebih mudah dilakukan saat ini karena, bahkan, sistem in-flight entertainment juga bisa terkoneksi melalui USB di kursi penumpang.

"Apa yang kita temukan sekarang, bisa saja, telepon seluler digunakan untuk memulai sebuah aplikasi jahat, atau malware, di komputer, untuk memulai seluruh instruksi," urainya seperti dikutip Sydney Morning Herald, Selasa.

Leivesley mengatakan, sistem komputer pesawat memang mengagumkan, tetapi bukan berarti tak ada celah untuk membobolnya.

"Bagaimanapun, ada beberapa cara (untuk membobolnya) karena ada celah dalam sistem tersebut, dan perangkat genggam seperti telepon seluler bisa digunakan untuk melakukannya," kata Leivesley, yang bersama rekannya kini aktif melatih kalangan pemerintahan Inggris untuk melawan terorisme.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau