Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara Maju Terus Didesak Kurangi Emisi Karbon Minimal 40 Persen

Kompas.com - 26/02/2014, 07:07 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com — Negara berkembang terus mendesak negara maju bersedia mengurangi emisi gas karbon minimal 40 persen dari kondisi sekarang. Bukan negosiasi yang mudah, karena negara maju pun punya jawaban atas desakan itu.

"(Pada) Maret 2014 akan ada pertemuan kecil sebelum pertemuan di Peru, membahas protokol akan dibawa ke mana. Nah, misi kami jelas, melakukan negosiasi agar negara-negara maju seperti Amerika dapat memangkas laju emisi mereka minimal 40 persen," kata Koordinator Divisi Administrasi Umum, Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI), Murni Titi Resdiana, di Bengkulu, Selasa (25/2/2014).

Murni mengatakan, saat ini Indonesia sudah memperlihatkan kemajuan dan iktikad baik dalam mengurangi emisi gas hingga 26 persen. Meski masalah pekatnya emisi gas ini sebagian besar adalah tanggung jawab negara maju, ujar dia, upaya di dalam negeri Indonesia juga tetap diperlukan.

"Ini pendekatan yang kami lakukan, kami tetap melakukan sesuatu, bukan marah-marah pada negara-negara maju," tegas Murni. Target yang diinginkan negara berkembang, imbuh dia, pada 2020 negara-negara maju dapat menekan emisi gas mereka antara 40 sampai 80 persen dari kondisi sekarang.

Murni mengatakan, negara berkembang mempunyai kelemahan dalam negosiasi dengan negara maju. Ketika negara maju didesak soal emisi gas ini, mereka justru balik mempertanyakan kondisi China yang masuk kategori negara berkembang dengan tingkat emisi karbon tinggi.

Namun, kata Murni, negara maju tak cukup mengelak dengan jawaban balik itu. Sebab, ujar Murni, negara maju sudah menyumbang emisi karbon sejak revolusi industri dimulai pada awal era 1900-an. Emisi gas karbon merupakan salah satu penyebab pemanasan global dan perubahan iklim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com