Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awan Panas Sinabung yang Mematikan dalam Video

Kompas.com - 03/02/2014, 18:01 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com — Awan panas meluncur beberapa kali dari Gunung Sinabung. Catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), awan panas meluncur pada 6 Januari 2014, 7 Januari 2014, dan 1 Februari 2014.

Sejumlah video menyuguhkan kedahsyatan luncuran awan panas Sinabung yang terus bererupsi sejak September 2013 lalu. Salah satunya ialah video yang diunggah oleh akun Photovolcanica berikut, yang menyuguhkan luncuran awan panas Sinabung pada Sabtu lalu.

Video lain yang diunggah ke Youtube menyuguhkan luncuran awan panas Sinabung pada bulan Januari lalu. Beberapa video diunggah oleh akun Photovolcanina, sementara lainnya diunggah oleh akun Earth Uncut TV.

Video yang diunggah Earth Uncut TV menyuguhkan penampakan awan panas Sinabung yang seperti arakan domba sehingga disebut wedhus gembel di Jawa. James, pemilik akun itu, mengaku bahwa ia merekamnya dengan Sony Z100 in 4096x2160 30p.

Sebuah video lain yang juga diunggah oleh akun Photovolcanina menyuguhkan dengan detail gugurnya kubah lava Sinabung yang kemudian diikuti oleh luncuran awan panas. Gerakan awan panas tersebut digambarkan 10 kali lebih lambat sehingga lebih jelas.

Awan panas terjadi karena lava bercampur dengan debu, batu, dan gas. Awan panas Sinabung memiliki radius 5 km dan terdiri atas debu. Awan panas Merapi lebih dahsyat sebab bisa mencapai 15 km dan terdiri atas batuan.

Video di atas terlihat indah. Namun, bagi warga yang bermukim di Sinabung, video itu berarti kesedihan. Sejumlah lahan pertanian rusak akibat erupsi Sinabung. Sabtu lalu, luncuran awan panas menewaskan 15 orang.

Sinabung semula dikategorikan sebagai gunung tipe B. Namun, sejak erupsi pada tahun 2010, Sinabung dikategorikan sebagai gunung tipe A. Karena sudah 400 tahun tidur, gunung ini belum banyak diteliti. Hingga kini, tingkah Sinabung sulit diprediksi. Belum diketahui kapan erupsi Sinabung berakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com