Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/01/2014, 07:54 WIB
Dr. Ari F. Syam Sp.Pd

Penulis

Sumber Kompasiana


KOMPAS.COM - Banjir datang kembali, berbagai penyakit akan menghantui. Penyakit pascabanjir adalah berbagai penyakit yang jumlah kasusnya akan meningkat setelah banjir. Secara umum peningkatan kasus penyakit ini didasarkan pada penyebaran 3 kelompok panyakit tersebut yaitu penyebaran melalui makanan dan minuman, penyebaran melalui nyamuk dan penyebaran melalui tikus.

Berbagai penyakit dapat ditimbulkan oleh 3 kelompok penyakit tersebut antara lain:

1. Penyakit yang ditularkan makanan dan minuman penyebaran secara fecal oral  yakni ; infeksi kolera, disentri, rotavirus serta demam typhus. Pasien dengan infeksi usus bisa datang dengan diare, muntah berak, mules saat BAB dan BAB ada darah. Diare juga menjadi KLB pada banjir Jakarta tahun 2007.

2. Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk (penyakit disebarkan melalui vektor penyakit ) : penyakit yang dibawa oleh vektor penyakit, misalnya dengue hemorrhagic fever (DHF) yang dibawa melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Pada banjir besar tahun 2007, Jakarta pernah mengalami kejadian luar biasa (KLB) penyakit DHF, pada saat itu kita mengetahui Jakarta lumpuh akibat akibat genangan air terjadi pada lebih setengah wilayah Jakarta.

3. Penyakit yang ditularkan melalui tikus. Penyakit yang ditularkan melalui hewan dari ordo Rodentia, yaitu tikus merupakan penyakit yang juga sering didapat saat pasca banjir. Salah satu jenis rodent borne disease yang dapat timbul pada bencana banjir adalah Leptospirosis yang dibawa melalui kencing dan kotoran tikus dalam genangan banjir.

Apabila kita mengalami luka terbuka pada tangan atau kaki atau mukosa mulut, maka air yang sudah tercemar dengan kotoran tikus yang sudah mengandung leptospirosis akan menularkan kita. Pasien dengan leptospirosis datang dengan keluhan demam tinggi mendadak, sakit kepala, mual muntah, lemas, nyeri otot terutuma otot betis, mata merah dan timbul kuning pada mata dan kulit. BAK berubah seperti air teh. Sekilas pasien ini seperti pasien dengan infeksi hepatitis virus. Penyakit leptospirosis sangat berbahaya jika penyakit berlanjut dengan berbagai komplikasi antara lain terjadi kerusakan ginjal, peradangan pankreas, liver, paru dan otak.

Terganggunya kesehatan akibat banjir terjadi karena adanya gangguan pada 3 faktor penting penyakit, yaitu faktor host, lingkungan, dan agen.

1. Faktor daya tahan tubuh

Ketika terjadi pengungsian besar-besaran akibat banjir, kondisi kebersihan lingkungan, makanan dan minuman yang dikonsumsi pengungsi sangat tidak memadai, sehingga akan berpengaruh pada daya tahan tubuh para pengungsi. Selain itu, para pengungsi tidur dengan alas yang tidak memadai. Kondisi ini meningkatkan kerentanan para pengungsi terhadap penyakit-penyakit pascabanjir. Cuaca yang tidak mendukung saat ini juga dapat menurunkan daya tahan tubuh seseorang walaupun tidak terkena langsung dampak banjir.

2. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang dapat memperburuk kondisi para pengungsi adalah cuaca, di mana hujan dan angin kencang yang masih melanda DKI Jakarta. Dampak buruk ini terutama dialami oleh bayi, anak-anak, dan orang tua. Belum lagi lingkungan sekitar banjir yang kotor dengan sampah bertebaran dimana-mana.

3. Faktor Bakteri

Faktor agen pembawa penyakit yang banyak dijumpai akibat bencana banjir adalah lalat, tikus, bakteri dan kotoran yang menyebabkan tercemarnya air bersih. Tikus merupakan agen pembawa penyakit Leptospirosis yang ditularkan melalui kotoran dan kencing tikus yang bercampur dengan genangan banjir seperti yang sudah saya sebutkan diatas.

Beberapa hal yang harus diantisipasi : untuk mengatasi penyakit pascabanjir ini adalah

-   Harus dipastikan bahwa kita selalu mengonsumsi makanan dan minuman yang higienis. Perhatikan masa kedaluarsa dari makanan yang dikonsumsi, baik makanan jadi maupun makanan yang dibuat sendiri.

Halaman:
Baca tentang
Sumber Kompasiana
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com