Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Raja Tut Dimumifikasi dengan Kelamin Berdiri?

Kompas.com - 06/01/2014, 21:14 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com — Raja Tut dari Mesir Kuno dimumifikasi dengan cara aneh. Alat kelamin alias penisnya ditegakkan dengan sudut 90 derajat, jantungnya diambil, dan kain muminya berlapis cairan warna hitam.

Sejarawan Mesir dari American University di Kairo, Salima Ikram, dalam makalah terbaru di jurnal Tudes et Travaux berupaya menjelaskan keanehan tersebut. Ia mengatakan, segala keanehan itu bukan sebuah kebetulan.

Ikram menjelaskan, anomali mumifikasi Raja Tut itu memang disengaja untuk membuat sosoknya semirip mungkin dengan Osiris, dewa dari dunia kegelapan. Dengan membuat sosoknya mirip Osiris, Mesir Kuno berupaya membalikkan revolusi kepercayaan yang dilakukan oleh Akhenaten, ayah Tut.

"Penis yang ereksi menunjukkan Osiris dalam kondisi yang paling kuat dalam regenerasi serta merupakan fitur dari corn mummies, simbol klasik kebangkitan dan kelahiran kembali," ungkap Ikram.

Corn mummies, seperti diberitakan Foxnews, Jumat (3/1/2014), merupakan mumi artifisial yang dibuat pada periode baru Mesir Kuno sebagai penghormatan untuk Osiris. Mumi ini dibuat dari beragam material, termasuk biji-bijian.

Warna hitam pada mumi juga simbol dari penampakan Osiris seperti dalam gambaran masyarakat Mesir Kuno. Hitam pada Osiris dianggap sebagai simbol tanah dengan genangan, sumber kesuburan, dan regenerasi.

Sementara mumi Tut yang tak berjantung menunjukkan kisah Osiris sebelumnya yang dibunuh oleh saudara lelakinya, Seth. Setelah Osiris dibunuh, jantungnya diambil. Jantung dianggap sebagai organ yang berperan penting dalam kebangkitan.

Ikram mengakui bahwa gagasannya spekulatif. Namun, bila itu terbukti benar, maka gagasannya bisa membantu mejelaskan anomali di balik mumifikasi Tut. Hingga sejauh ini, hanya Tut yang dimumifikasi dengan penis berdiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com