Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Letusan "Gunung Alien" Miliaran Tahun Lalu Terungkap

Kompas.com - 18/12/2013, 22:36 WIB

KOMPAS.com — Misi terakhir NASA ke planet dalam Tata Surya, yaitu wahana Messenger yang kini mengorbit di Planet Merkurius, mulai mengungkapkan perihal letusan kuno.

Saat pertama diluncurkan pada awal tahun 2008, Messenger sudah mengirimkan foto kabur dari suatu tempat di belahan utara di planet ini, memperlihatkan bentukan aneh yang diduga merupakan gunung berapi beserta kompleks kawah purba.

Bentukan aneh ini jelas sangat berbeda dari kawah yang ada di mana pun. Terlebih lagi, di sekeliling area bentukan tersebut terdapat materi yang luar biasa cerah, yang kemudian diidentifikasi sebagai puing-puing piroklastik.

Para ilmuwan sedang melihat gunung berapi yang asing, julukannya "alien volcano".

Yang menarik, usia dari kawah ini juga dapat digunakan untuk merekonstruksi aktivitas gunung berapi kuno. Kepadatan kawah mungkin disebabkan bekas tubrukan (tabrakan) dalam sebuah kawah vulkanik, yang terkait oleh waktu letusan terakhir kali. Dalam sebuah penelitian yang baru—diterbitkan di jurnal Earth and Planetary Science Letters, tim peneliti asal Inggris dan Perancis menerapkan teknik tersebut. Dengan memanfaatkan gunung berapi yang ditemukan Messenger, hal itu digunakan untuk memperkirakan berbagai aktivitas vulkanik.

Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan bahwa pola yang dianalisis menunjukkan aktivitas vulkanik berupa erupsi telah terjadi pada miliaran tahun lalu. Gunung berapi terestrial yang bertahan selama jutaan tahun pun sudah dianggap tua. Namun di sini, sebuah planet di sisi Matahari, struktur vulkanik tunggal bisa dibayangkan telah aktif sejak miliaran tahun yang lampau.

Kebanyakan dari bekas-bekas yang "terukir" di Bumi akibat erupsi lampau sudah hilang, terhapus oleh erosi atau subduksi kerak bumi. Namun, tidak ada lempeng tektonik untuk mendaur ulang kerak Merkurius, atmosfer, dan permukaannya sehingga tanda-tanda itu masih terekam, tinggal di sana. (Gloria Samantha/National Geographic Indonesia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com