Strain baru bernama A3/02 tersebut punya sifat kombinasi antara dua strain HIV paling umum yang ditemukan di Guinea-Bissau. Bila manusia terinfeksi HIV strain itu, perkembangan hingga stadium AIDS bisa terjadi dalam 5 tahun, dua setengah tahun lebih cepat dari strain HIV lain.
Virus itu ditemukan lewat penelitian Angelica Palm, mahasiswa doktoral di Department of Experimental Medical Science di Lund University, dan rekannya. Temuan strai baru virus ini dipublikasikan di Journal of Infectious Disease.
Tipe strain ini, yang merupakan sebuah rekombinan, akan muncul ketika seseorang terinfeksi oleh dua jenis strain HIV lain sekaligus. Dua strain itu akan mengalami fusi sehingga membentuk strain baru yang lebih berbahaya ini.
Palm dalam publikasi studinya menyatakan, strain HIV baru ini juga menyebar lebih cepat. Selain virus yang ditemukan pada tahun 2011 itu, Palm percaya masih banyak strain HIV yang belum ditemukan.
"Kabar baiknya adalah, obat yang beredar sekarang masih berfungsi (mampu mencegah perkembangan HIV) pada semua sub-tipe dari variasi virus," ungkap Palm seperti dikutip Time.com, Kamis (28/11/2013).
Jumlah pengidap HIV baru di dunia bervariasi, ada yang menurun dan ada pula yang meningkat. Di Indonesia, jumlah pengidap HIV menurut Kementerian Kesehatan adalah 20.397 sementara yang sudah mencapai stadium AIDS adalah 2.763.
Indonesia menghadapi tantangan karena jumlah pengidap HIV pada ibu rumah tangga dan lelaki seks lekaki (LSL) meningkat. Sementara, persentase pengidap HIV pada kaum usia produktif (25 - 49 tahun) besar, mencapai 73 persen dari total penderita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.