Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komet ISON Semakin Dekat dengan Bumi

Kompas.com - 04/09/2013, 18:38 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com — Komet yang berpotensi menjadi komet paling terang dalam abad ini, alias komet ISON, yang baru saja ditemukan tahun 2012 lalu, kini semakin dekat dengan Bumi.

"Komet ISON akan melintas dekat dengan Planet Merah. Pada tanggal 1 Oktober 2013 nanti, komet akan mencapai jarak 0,07 AU dari Mars, enam kali lebih dekat dari jarak yang akan dicapai saat mendekati Bumi," kata Carey Lisse dari John Hopkins University of Applied Physics Lab.

Satu AU sama dengan jarak antara Bumi dan Matahari, yakni 150 juta kilometer. Dengan demikian, 0,07 AU sama dengan 10,4 juta kilometer.

Jarak itu sudah jauh lebih dekat dengan Bumi. Komet ISON yang baru saja ditemukan tahun 2012 lalu berasal dari wilayah di Bimasakti yang disebut Awan Oort. Saat ditemukan, ISON berada pada jarak 1 miliar kilometer dari Bumi.

Pada Sabtu (31/8/2013) lalu, sesuai informasi di blog.ison2013.org, jarak Bumi dengan ISON sudah 715,2 kilometer. Komet ISON bergerak dengan kecepatan 2,4 juta kilometer per hari.

Dengan jarak yang akan dicapainya nanti saat melintas dekat dengan Mars, seperti diwartakan Space.com, Selasa (3/9/2013), komet ISON diperkirakan akan bisa diintai dan diabadikan dengan bantuan kendaraan antariksa Curiosity yang kini tengah berada di permukaan planet tersebut.

Komet juga berpotensi diabadikan dengan kamera HiRiSE pada wahana Mars Reconaissance Orbiter (MRO) yang mengorbit Mars.

Kamera HiRiSE biasanya dipakai untuk melakukan pengamatan permukaan Mars. Kemampuan kamera itu sangat terbatas bila dibandingkan teleskop antariksa lain. Namun, Alfred McEwen dari Universoty of Arizona, mengatakan bahwa wahana itu kemungkinan akan tetap bisa mengabadikan ISON.

Pada 28 November 2013 mendatang, komet ISON akan mencapai titik terdekatnya dengan Matahari, berjarak hanya 1,2 juta kilometer dari bintang induk di Tata Surya tersebut.

Saat mencapai titik terdekat dengan Matahari, ada dua skenario yang mungkin terjadi, komet akan hancur atau survive. Bila komet ISON berhasil survive, komet itu akan tampak sangat terang, seterang bulan purnama.

Lisse mengungkapkan, survive atau tidaknya ISON sangat bergantung pada diameternya. Jika diameter komet itu lebih dari 0,5 kilometer, komet kemungkinan besar akan survive.

Komet ISON baru ditemukan pada 24 September 2012 lalu oleh astronom asal Rusia, Vitali Nevski dan Artyom Novichonok. Nama komet diambil dari fasilitas tempat penemuannya, International Scientific Optical Network, ISON. Manusia hanya berkesempatan melihat komet ISON sekali seumur hidupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com