Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prediksi Cuaca: 2013, Indonesia Cuma Kering Sekejap

Kompas.com - 03/09/2013, 12:54 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia telah memasuki puncak musim kemarau pada September ini. Udara kering dan panas. Namun, kondisi ini takkan berlangsung lama.

Demikian diungkapkan Kepala Bidang Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Hariadi.

Hariadi menjelaskan, mulai dari Mei hingga akhir Agustus, Indonesia mengalami kemarau basah, musim kemarau yang masih dihiasi hujan.

Kondisi tersebut dipengaruhi oleh anomali suhu muka laut di Samudra Hindia selatan Jawa yang mengakibatkan masih intensifnya pembentukan awan. Awan yang jenuh kemudian menjadi hujan.

Pada September ini, anomali suhu muka laut di selatan Jawa itu belum sepenuhnya hilang. Namun, pengaruh angin kering dari Australia lebih dominan.

Angin kering memicu stabilitas udara. Udara tidak bergerak sehingga ketika terus dipanasi oleh Matahari, suhu akan meningkat.

Sementara, Matahari yang tengah bergerak menuju ekuator menyebabkan panas yang diterima wilayah Indonesia cukup intens. Alhasil, beberapa wilayah mengalami cuaca kering dan panas.

"Wilayah Jawa, Lampung, Nusa Tenggara, dan Sulawesi bagian selatan mengalami ini," kata Hariadi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (3/9/2013).

Ancaman kekeringan mungkin tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, menurut Hariadi, kondisi cuaca kering dan panas tidak akan berlangsung lama.

"Sekitar pertengahan Oktober nanti, Indonesia sudah memasuki masa transisi menuju musim hujan," tutur Hariadi.

Mulai November 2013, hujan mungkin sudah terjadi lagi di beberapa daerah. Cuaca Indonesia kembali basah.

Hariadi mengungkapkan, BMKG akan merilis keterangan prakiraan permulaan musim hujan dalam waktu dekat.

Dalam keterangan tersebut, BMKG akan menguraikan prediksi permulaan musim hujan lebih rinci di setiap zona cuaca.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com