Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Butuh Satu Juta Poundsterling untuk Cari Alien

Kompas.com - 09/07/2013, 22:14 WIB

KOMPAS.com — Sekelompok ilmuwan Inggris memiliki misi baru untuk menemukan tanda-tanda kehidupan di luar bumi. Penyelidik dari 11 universitas dan badan ilmiah yang berbeda mulai mengatur misi pencarian sosok yang dalam film fiksi ilmiah digambarkan sebagai makhluk kecil berwarna hijau.

Kelompok yang menamai diri mereka UK Search for Extraterrestrial Intelligence (Seti) Research Network mengadakan pertemuan formal pertamanya pada Jumat (5/7/2013) di University of St Andrews. Diskusi ini adalah yang pertama kali digelar oleh sekelompok ilmuwan Inggris untuk membahas pencarian alien sejak tahun 2010. Saat ini, mereka perlu menyusun bagaimana cara mereka untuk mendanai misi ini.

Selama ini, AS adalah negara yang menghabiskan lebih banyak waktu dan uang untuk mencari alien daripada negara lain. Namun, uang itu didapatkan dari dana pribadi, bukan uang hasil pembayaran pajak. Donatur yang terlibat dalam pendanaan US Seti Institute antara lain William Hewlett, David Packard, dan Gordon Moore.

Alan Penny, koordinator UK Seti Research Network, menyatakan jika kelompoknya akan meminta bagian dari anggaran ilmu pengetahuan Pemerintah Inggris. Sir Martin Rees dari English Royal Astronomer akan bertindak sebagai pelindung dan berharap mendapatkan dana 1 juta poundsterling dari dana tahunan tersebut.

"Jika kita mampu mendapatkan satu bagian di 200—setengah persen dari uang yang ada saat ini, kita akan mampu untuk membuat perbedaan luar biasa. Kita akan sebanding dengan usaha yang dilakukan Amerika," kata Penny seperti dikutip The Register.

"Saya tidak tahu apakah terdapat alien di luar sana, tetapi saya nekat untuk mencarinya. Sangat mungkin bila kita hidup sendiri di alam semesta. Coba pikirkan implikasinya, jika kita benar-benar sendirian, seluruh tujuan pada alam semesta ada dalam kita. Namun, bila kita tidak sendirian, hal itu merupakan jalan lain yang menarik," tambahnya.

Dalam pertemuan pertamanya itu, UK Seti Research Network mendiskusikan cara-cara untuk melakukan pencarian. Eamonn Ansbro, seorang astronom Irlandia, memberikan saran untuk mencermati lebih dekat lingkungan yang ada di sekitar Bumi untuk mencari alien. Anders Sandberg kemudian melakukan analisis dari teori permainan "skenario penyelidikan mematikan", di mana sebuah alien sosiopat mengirimkan robo-drone untuk menghancurkan sebuah peradaban di tempat yang mereka datangi.

Banyak dari peneliti Seti sebelumnya yang mengandalkan sinyal radio untuk menangkap suara dari peradaban yang berada sangat jauh dari bumi. Teleskop Lovell milik Jodrell Bank Center for Astrophysics sebelumnya telah digunakan dalam proyek Seti mencari alien secara komersial.

Meskipun lembaga donor yang tengah kekurangan uang Inggris belum pasti akan menyerahkan uang tunai untuk memburu alien, Tim O'Brien, pemimpin asosiasi Jodrell Bank, mengatakan bahwa ada langkah yang lebih murah dan mudah yang bisa dilakukan, yakni dengan membonceng proyek lain.

Sebagai contoh, Jodrell Bank sekarang bergabung dengan jaringan tujuh teleskop radio di seluruh Inggris dalam proyek e-Merlin. Proyek ini digunakan untuk penelitian fenomena ilmiah penting, seperti pembentukan bintang dan lubang hitam. Teleskop yang terhubung dengan Jodrell Bank melalui serat optik ini efektif untuk memungkinkan mereka bekerja secara simultan.

"Anda bisa mencari secara kebetulan. Jika teleskop sedang mempelajari kuasar, misalnya, kita mendukungnya dan menganalisis data untuk mencari berbagai jenis sinyal astrofisika tidak alami yang menarik perhatian astronom yang mungkin saja berhubungan dengan alien. Penelitian dengan cara ini akan membuat penelitian yang dilakukan Seti menjadi gratis," kata O'Brien.

"Ada miliaran planet di luar sana. Akan sangat disayangkan jika kita tidak membuka paling tidak setengah bagian dari telinga kita untuk sinyal yang mungkin saja dikirimkan untuk kita," tambahnya. (Dyah Arum Narwastu)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com