Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabut Asap Singapura Juga dari Lahan Konsesi Asing

Kompas.com - 22/06/2013, 11:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Asap yang menyelimuti sebagian Singapura dan Malaysia di antaranya dari lahan kebun sawit, dari perusahaan yang berpusat di Singapura. Sebelumnya, Pemerintah Singapura mengatakan ada konsekuensi bagi perusahaan yang terlibat.

Satuan Tugas REDD+ menegaskan, berdasar analisis peta dan data hotspot (titik api) yang ditumpangkan pada wilayah konsesi kebun sawit, titik-titik api di Riau di antaranya ada di kawasan konsesi Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP)/APRIL dan perusahaan APP/Sinar Mas.

”Dua-duanya berkantor pusat di Singapura,” kata Ketua Satgas REDD+ yang juga Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto di Jakarta, Jumat (21/6). Data dan informasi itu sudah disampaikan ke Kementerian Kehutanan.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Kamis, ada 60 titik api di Riau. Sebagian di lahan gambut berkedalaman 6 meter di bawah permukaan tanah. Jumlah titik api meningkat sejak 13 Juni dan berpuncak 20 Juni dengan 226 titik api.

Sementara itu, menurut Direktur Greenomics Indonesia Elfian Effendi, di Riau terdapat 57 perusahaan yang konsesinya terdeteksi titik api. Pada areal konsesi itu terdeteksi 1.106 titik api selama 19-20 Juni 2013. Sebarannya di areal konsesi HTI dan sawit yang perizinannya di Kementerian Kehutanan. Data diolah Greenomics melalui data EOSDIS-NASA.

Soal keterlibatan korporasi membakar hutan/lahan di Riau, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan Kementerian Kehutanan Raffles B Panjaitan mengatakan, 70 persen kebakaran di lahan masyarakat dan 30 persen di areal korporasi.

Pihaknya sedang menginvestigasi modus pembakaran lahan di masyarakat. Diduga kuat ada pemodal korporasi besar. ”Masyarakat hanya punya 1-2 hektar, tapi ada alat berat untuk mengerjakan. Diduga kuat seorang pemodal atau perusahaan mengerjakan masyarakat, semacam MLM atau franchise,” kata Ahmad Saeroji, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau.

Informasi di Bengkalis, kabupaten pengemisi asap tertinggi di Riau, ongkos pembukaan 1 hektar lahan dengan alat berat Rp 5 juta. ”Kalau ada rakyat kecil terlibat, itu diperalat. Dikasih uang,” ujar Kuntoro.

Kondisi lapangan

Jumat pagi, perjalanan Pekanbaru-Bengkalis tertutup asap. Jarak pandang di bawah 500 meter. Di Desa Sepahat, Kecamatan Bukit Batu, Bengkalis, kebun yang diselingi ilalang di kanan kiri jalan utama habis terbakar.

Masyarakat Peduli Api, relawan penanggulangan api setempat, berusaha memadamkan menggunakan pompa yang dihidupkan genset. Pemadaman hanya bisa di pinggiran karena lahan gambut dalam dan terbakar membahayakan personel.

Di Jakarta, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, hujan buatan segera dilakukan untuk menghentikan kebakaran hutan dan lahan.

Tujuh pesawat digunakan memodifikasi cuaca: 4 jenis CASA milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi serta 2 pesawat CASA dan 1 Hercules milik TNI AU.

BNPB menyiapkan dana Rp 25 miliar untuk operasi penanggulangan kebakaran lahan. ”Diambil dari dana siap pakai BNPB. Jika kurang, masih ada dana siap pakai Rp 200 miliar,” kata dia. (ISW/ICH/K02)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com