Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Profesor Riset Nuklir Indonesia Dikukuhkan

Kompas.com - 13/06/2013, 15:46 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia kini punya tiga profesor riset nuklir baru. Nuklir di sini tidak selalu terkait dengan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), tetapi terkait pemakaian teknologi nuklir untuk beragam aplikasi, mulai pangan hingga lingkungan.

Ketiga profesor riset tersebut adalah Dr June Meliati, Dr Zubaidah Irawati, serta Dr Muahayatun. Ketiganya berasal dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan).

Dalam pengukuhannya, Zubaidah memaparkan orasi berjudul "Iradiasi Pangan untuk Pengawetan dan Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional".

Ia memaparkan bahwa teknik iradiasi pangan bisa berperan dalam mengamankan cadangan makanan. Selama ini, tak semua bahan pangan yang diproduksi bisa sampai ke tangan konsumen, beberapa rusak. Sekitar 25 persen hasil pangan dunia rusak oleh serangga, mikroba, dan tikus.

"Kehilangan komoditas pangan pascapanen di negara-negara kawasan Asia misalnya, diperkirakan mencapai 20-40 persen untuk buah dan sayuran, 20 persen untuk pepadian, dan sampai 50 persen untuk ikan," ujar Zubaidah.

Zubaidah mengungkapkan, penggunaaan iradiasi pangan bisa membantu mengurangi kehilangan komoditas pangan pascapanen.

Berdasarkan penelitian, Zubaidah menuturkan bahwa penggunaan iradiasi dengan dosis 0,25-0,5 kGy dapat dimanfaatkan untuk disinteftasi serangga pada berbagai stadia dan cukup mencegah kerusakan pangan selama penyimpanan.

Pertumbuhan tunas pada umbi-umbian seperti ketela dan bawang putih yang terlalu cepat bisa dipecahkan dengan iradiasi dosis rendah antara 0,05-0,15 kGy.

Pematangan buah dan sayur yang terlalu cepat bisa dicegah dengan iradiasi dosis 0,2-1 kGy. Pembusukan akibat mikroba bisa dicegah dengan dosis radiasi 1-1,25 kGy. Sementara iradiasi dosis 1-2 dilaporkan bisa memperpanjang masa simpan sayuran beku.

Iradiasi juga berpotensi meningkatkan nilai pangan olahan siap saji berbasis resep tradisional.

Sementara, itu, Muhayatun menyampaikan orasi berjudul "Teknik Analisis Nuklir dalam Peningkatan Kemampuan Sumber Pencemar Udara di Indonesia. June Mellawati menyampaikan orasi "Pertimbangan Ekologi dalam Studi Tapak PLTN di Indonesia".

"Ketiga profesor riset ini adalah yang ke-48, 49, dan 50 di Batan. Dari 427 profesor riset, 22 di antaranya sudah purnabakti," kata Prof Dr Djarot S Wisnubroto dalam konferensi pers usai orasi pengukuhan profesor riset yang digelar di Patir, Batan, Kamis (13/6/2013).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com