Tasikmalaya, Kompas -
”Kerusakan yang disebabkan beragam kejadian bencana alam tahun ini memang lebih masif. Sebagian besar kerugian yang diderita masyarakat akibat rumah yang rusak,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tasikmalaya Kundang Sodikin, Selasa (11/6).
Sama seperti tahun lalu, kejadian bencana alam banyak dialami Kabupaten Tasikmalaya, yaitu berupa tanah longsor, selain juga banjir, puting beliung, dan kebakaran. Kondisi itu menegaskan Kabupaten Tasikmalaya sebagai daerah rawan bencana alam di Jabar setelah Garut.
Kundang mengharapkan masyarakat tetap waspada. Berdasarkan prediksi BMKG, curah hujan akan tetap tinggi pada beberapa bulan ke depan. Hujan jadi pemicu utama munculnya longsor, puting beliung, dan banjir. ”Kami sudah melakukan sosialisasi bencana kepada masyarakat di daerah rawan, seperti Kecamatan Taraju, Salawu, Cisayong, dan Bojonggambir. Menggalang penanaman pohon dan pembangunan bangunan tahan gempa, misalnya, sudah kami lakukan,” ujarnya.
Rahman, warga korban puting beliung di Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, mengaku masih trauma setelah kejadian yang menghancurkan ribuan permukiman beberapa waktu lalu. ”Alam tidak bisa dilawan. Namun, dengan pelatihan dan pengenalan bencana, masyarakat bisa lebih siap menghadapinya,” ujarnya.