Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/04/2013, 08:14 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com — Komet ISON, komet yang diperkirakan menjadi komet paling terang pada tahun 2013 dan akan tampak lebih terang dari purnama, diperkirakan bakal menimbulkan hujan meteor yang berbeda dari biasanya.

Berdasarkan simulasi komputer yang dilakukan ilmuwan dengan melihat pergerakan ISON dan debu yang ditinggalkannya, hujan meteor diperkirakan terjadi pada 12 Januari 2014. Hujan meteor ini akan menjadi hujan meteor langka.

Hujan meteor langka tersebut disebabkan oleh adanya partikel debu komet yang bergerak dua arah, mendekati dan menjauhi Bumi. Sebab lainnya adalah ukuran partikel debu komet yang bahkan lebih kecil dari diameter sel darah merah manusia.

Biasanya, komet hanya akan meninggalkan jejak di belakangnya. Namun, dalam kasus ini, karena komet bergerak sangat dekat dengan Matahari, akan ada pula partikel yang diempaskan akibat tekanan bintang pusat tata surya itu.

"Itu artinya kita akan memiliki partikel yang mengarah menjauhi dan mendekati Bumi. Jarang kita menjumpai adanya partikel yang datang ke luar dan dalam sekaligus," kata Bill Cooke, periset Meteoroid Environmental Center di Marshall Spaceflight Center, Huntsville, seperti dikutip Discovery, Selasa (23/4/2013).

Astronom Paul Wiegert dari University of Western Ontario mengatakan, karena ukuran partikel debu yang sangat kecil, partikel takkan menimbulkan hujan meteor biasa alias bintang jatuh. Meski bergerak dengan kecepatan mencapai 200 km/jam, partikel akan tampak diam.

Hujan meteor langka nantinya akan tampak lebih menyerupai awan biru bercahaya. Fenomena ini disebut noctilucent atau awan bercahaya malam hari. Debu komet akan secara diam-diam sampai ke permukaan Bumi.

Komet ISON ditemukan pada bulan September 2012 oleh astronom amatir Rusia. Nama ISON diambil dari nama fasilitas yang dipakai untuk menemukannya, International Scientific Optical Network (ISON). Komet ini dipercaya baru memasuki tata surya pertama kali dalam 110.000 tahun terakhir.

Ketika bergerak mendekati Matahari, komet kemungkinan takkan survive. Jika sampai lolos, komet nantinya akan berjarak 1.120.000 km dari Matahari pada 28 November 2013. Jarak terdekat dengan Bumi akan mencapai 64 juta km pada 26 Desember 2013.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com