Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendanaan Iklim, Indonesia Tak Perlu Berutang

Kompas.com - 19/04/2013, 18:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia diperkirakan masih berutang sekitar Rp 20 triliun dari berbagai sumber pendanaan untuk menjalankan proyek-proyek perubahan iklim. Sebagai negara berkembang dan terdampak, sekaligus memiliki kawasan hutan 120 juta hektar, berutang dinilai tidak tepat.

"Indonesia yang punya oksigen (hutan). Mereka (donor) yang seharusnya bayar," kata Balthasar Kambuaya, Menteri Lingkungan Hidup, Kamis (18/4/2013), di Jakarta. Ia ditemui seusai membuka 3rd Indonesia Climate Change Education Forum & Expo yang digelar Dewan Nasional Perubahan Iklim di Jakarta Convention Center, Senayan.

Ia ditanya mengenai hasil analisis Koalisi Anti Utang (KAU) yang menyebutkan Indonesia berutang Rp 20 triliun (2,3 miliar dollar AS) dari negara maju. Dana itu lebih difokuskan pada program mitigasi, terutama pada sektor konversi lahan (land use, land-use change and forestry/ LULUCF), bukannya mengutamakan keselamatan rakyat terdampak.

Menurut Kambuaya, angka-angka besaran utang tersebut belum diketahui pasti. Namun, ia memastikan akan mengeceknya.

Arief Yuwono, Deputi Menteri LH Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim, mengatakan, bantuan berupa pinjaman atau hibah terkait pendanaan iklim bukan merupakan bentuk jual beli karbon. Pada tingkat global, masalah perubahan iklim dikaitkan perdagangan karbon. Negara maju membayar sejumlah dana atas emisi karbon yang mereka hasilkan kepada negara penyerap karbon, termasuk Indonesia, yang di antaranya melalui pemeliharaan keutuhan hutan.

Terkait pelepasan emisi itu, pada pertemuan kelompok negara dengan perekonomian besar (G-20) di Pittsburgh, AS, tahun 2009, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjanjikan mengurangi 26-41 persen emisi gas rumah kaca pada tahun 2020. Pernyataan ini mengejutkan, kemudian hal itu ditegaskan lagi dalam COP XV Kopenhagen, Denmark 2010.

Balthasar mengatakan, Kementerian Lingkungan Hidup sebagai focal point soal perubahan iklim telah menghitung pencapaian nasional penurunan emisi. "Sampai tahun ini, pencapaiannya 18 sekian persen," ucapnya.

Ia yakin pada tahun 2020 penurunan bisa ditekan hingga memenuhi janji Presiden Yudhoyono. Namun, upaya tersebut membutuhkan dukungan setiap sektor yang berperan melepas emisi, seperti lingkungan hidup (limbah dan sampah), kehutanan (LULUCF), pertanian (pupuk), perhubungan (transportasi), dan perindustrian. (ICH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau