Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konservasi Penting untuk Pengembangan Energi Terbarukan

Kompas.com - 16/04/2013, 15:52 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Konservasi hutan dan lingkungan penting untuk pengembangan energi terbarukan. Tanpa sumber daya alam yang mendukung, pengembangan energi terbarukan sendiri akan menemui hambatan.

Fabby Tumiwa, Direktur Institute for Essential Services Reform (IESR), dalam diskusi "Quo Vadis Kebijakan Energi Nasional", Selasa (16/4/2013) di Jakarta, mengungkapkan, "Kalau permasalahan lingkungan tidak diatasi, sumber daya alam yang mendukung energi terbarukan tidak ada."

Fabby mencontohkan upaya pemerintah mengembangkan energi panas bumi. Pengembangan panas bumi membutuhkan tangkapan air. Namun, upaya konservasi air masih minim. Aktivitas tambang misalnya, dibiarkan walaupun merusak sumber daya air.

"Di sini letak tidak konsistennya pemerintah. Pemerintah punya target 6000 MW tahun 2020 dari panas Bumi. Tetapi daerah tangkapan air yang begruna untuk panas bumi tidak dipelihara," ungkap Fabby.

Menurut Fabby, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi. Ia mengungkapkan, masalah konservasi air misalnya, tidak hanya terkait dengan pengembangan panas bumi, tetapi juga energi terbarukan lain seperti biomassa.

Saat ini, Kebijakan Energi Nasional yang disusun oleh Dewan Energi Nasional tengah dibahas di Kelompok Kerja di Komisi VIII DPR. Kebijakan akan dituangkan menjadi Peraturan Pemerintah yang sangat menentukan pemenuhan energi di masa depan.

Faby menuturkan, ada target cukup ambisius dalam pemakaian energi terbarukan dalam draft. Pada tahun 2025, diharapkan pemakaian energi terbarukan mencapai 25 persen. Diharapkan pula, penggunaan batu bara dan gas bisa turun.

Kebutuhan energi Indonesia pada tahun 2025 mencapai 400 juta ton oil equivalent. Sementara pada tahun 2050 mencapai 1000 juta ton oil equivalent. Upaya konservasi sumber daya alam adalah salah satu kunci memenuhi kebutuhan energi tersebut dari sumber yang terbarukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com