Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Guncang Dieng, Awas Gas Mematikan

Kompas.com - 06/04/2013, 04:13 WIB

BANJARNEGARA, KOMPAS - Gempa tektonik lokal, Jumat (5/4), pukul 07.01, mengguncang Gunung Dieng dan terasa di 9 lokasi di Kecamatan Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah. Pada saat bersamaan, konsentrasi gas karbon dioksida di bawah permukaan tanah terdeteksi sangat tinggi.

Selain gempa tektonik lokal, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga mencatat 7 kali gempa vulkanik dalam dan 6 kali gempa vulkanik dangkal. Saat normal, tidak lebih dari 10 kali gempa vulkanik dalam dan kurang dari 5 kali gempa vulkanik dangkal.

”Ini menandakan tekanan belum terlepas seluruhnya. Itu kenapa hingga saat ini asap Kawah Timbang masih membubung. Tak seperti fase awal mengalir di permukaan tanah,” kata Kepala PVMBG Surono, kemarin.

Gempa terasa di 9 lokasi, yakni Wanapria, Gerlang, Sidongkal, Kradenan, Kayuabang, Pekasiran, Sumberejo, Pasurenan, dan Simbar. PVMBG belum mengetahui lokasi pusat gempa tektonik itu.

Selain aktivitas gempa yang masih tinggi, Ketua Tim Tanggap Darurat Bencana Kawah Timbang PVMBG Umar Rosadi menyebutkan, pengukuran gas beracun di lembah Kali Sat yang berjarak 1.000-1.500 meter dari bibir kawah terdeteksi masih sangat tinggi. Pengukuran pada kedalaman 20 sentimeter ataupun 50 sentimeter dari permukaan tanah tercatat konsentrasi gas CO2 lebih dari 5 persen volume. Padahal, batas aman hirup manusia untuk jenis gas itu hanya 0,5 persen volume.

Hingga kini, status Kawah Timbang masih Siaga (level III) dengan zona bahaya 1 km.

Para petani, terutama yang berladang di jalur Kali Sat, diminta mewaspadai kemungkinan gas beracun keluar dari rekahan tanah. Kondisi petani yang kelelahan memperburuk risiko.

Gunung Guntur

Di Garut, Jawa Barat, kemarin kembali dilaporkan keberadaan tremor vulkanik dari perut Gunung Guntur. Kondisi itu masih dianggap wajar karena peningkatan aktivitas sudah berlangsung sebulan terakhir.

”Masyarakat agar tetap waspada. Belum ada peningkatan dan penurunan status Gunung Guntur,” kata Surono.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com