Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Udang Kecebong Bukan Fosil Hidup

Kompas.com - 03/04/2013, 05:43 WIB
Fifi Dwi Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com — Istilah "fosil hidup" dapat menimbulkan salah pemahaman karena istilah itu bisa diartikan proses evolusi pada hewan yang "dihadiahi" istilah tersebut telah berhenti.

Udang kecebong (Triops cancriformis) secara umum dikenal sebagai fosil hidup karena bentuknya yang sangat mirip dengan nenek moyangnya. Namun, sebuah hasil penelitian terbaru mengungkapkan, ternyata hewan tersebut bukanlah fosil hidup karena usia mereka jauh lebih muda dari nenek moyangnya.

Peneliti menganalisis rangkaian DNA dari semua jenis udang kecebong yang telah teridentifikasi, dan DNA dari kelompok crustaceae seperti kutu air dan udang brine. Hasil penelitian menunjukkan bahwa udang kecebong telah mengalami beberapa kali siklus perluasan evolusi dan kepunahan.

Udang jenis ini tergolong kelompok spesies kriptik, kelompok hewan yang keragaman genetiknya tinggi, tetapi secara penampakan sangat mirip. Penelitian ini mengungkapkan total ada 38 spesies, dan kebanyakan dari spesies tersebut belum banyak tergambarkan.

Karena morfologinya yang sangat mirip, menentukan fosil pada spesies yang tepat pun merupakan satu tantangan tersendiri. Beberapa fosil berusia 250 juta tahun ditetapkan satu spesies dengan Triops cancriformis. Akan tetapi, hasil studi terbaru yang dilakukan Africa Gómez menunjukkan bahwa spesies tersebut baru berevolusi sejak 25 juta tahun lalu.

Oleh sebab itu, penggunaan istilah "fosil hidup" pada kelompok hewan spesies kriptik bisa menimbulkan kesalahpahaman.

"Fosil hidup berevolusi seperti halnya organisme lainnya. Mereka hanya kebetulan mendapat bentuk tubuh yang baik yang bisa bertahan seiring jalannya waktu," ungkap Gómez dalam pernyataannya, sebagaimana dikutip LiveScience pada Selasa (2/4/2013).

"Meski tampilan luar hewan ini sangat mirip dengan fosil kecebong laut dari zaman dinosaurus, DNA dan strategi reproduksi mereka yang relatif tersembunyi telah berevolusi secara konstan," kata Gómez.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com