Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak di Kutai Barat Diduga Badak Sumatera

Kompas.com - 30/03/2013, 03:16 WIB

Kutai Barat, Kompas - Tim monitoring WWF Indonesia menemukan jejak mirip jejak badak sumatera dan beberapa tanda lain di areal hutan Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Jejak dan tanda-tanda itu diduga kuat dari badak sumatera yang keberadaannya nyaris punah.

Koordinator WWF di Kalimantan Timur Wiwin Effendy mengatakan, tim WWF yang tengah memantau orangutan di areal hutan Kabupaten Kutai Barat, Januari lalu, juga menemukan bekas gesekan tubuh satwa pada pohon, gesekan pada dinding kubangan, serta bekas gigitan dan pelintiran pada pucuk tanaman. Survei lanjutan ke lokasi dilakukan Februari 2013 bersama Dinas Kehutanan Kutai Barat, Universitas Mulawarman, dan masyarakat lokal.

”Temuan-temuan itu kami sampaikan ke banyak pihak. Hasilnya itu diduga kuat jejak dan tanda keberadaan badak sumatera,” ujar Wiwin, Jumat (29/3).

Meski belum jelas, temuan itu merupakan kabar baik bagi dunia konservasi nasional dan internasional karena keberadaan badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) di Kalimantan tak pernah terdengar dan diketahui keberadaannya. Bahkan, ditengarai badak itu punah sejak 1990-an. International Union for Conservation of Nature pun mengklasifikasikan badak sumatera dalam kategori kritis.

Pada dokumen Rencana Aksi dan Strategi Konservasi Badak di Indonesia (2007-2017), diakui tak ada informasi badak sumatera masih bertahan di Kalimantan. Hanya tersisa beberapa ekor di hutan perbatasan negara.

Tim survei, lanjut Wiwin, di lokasi mengidentifikasi lebih dari 30 spesies tumbuhan pakan badak yang jumlahnya melimpah. ”Untuk lokasi penemuan jejak dan tanda ini karena demi kepentingan konservasi, tak bisa kami sampaikan,” ujarnya.

Survei lanjutan

Secara terpisah, Novianto Bambang, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan mengatakan, temuan itu baru diduga jejak badak. Perlu penelusuran lebih lanjut.

”Masih didalami temuan- temuan itu. Memang banyak yang menduga kuat itu jejak badak sumatera, tetapi bisa jadi belum tentu,” ujarnya.

Menyikapi temuan itu, Direktur Konservasi WWF Indonesia Nazir Foead, dalam rilisnya, menyampaikan, WWF Indonesia bersama pihak-pihak terkait, antara lain Kementerian Kehutanan dan Pemerintah Kabupaten Kutai Barat, akan melalukan survei lanjutan yang lebih komprehensif guna memetakan preferensi habitat badak dan populasinya di Kutai Barat. Berdasarkan hasil survei itu, perlu segera disusun strategi bersama serta rencana aksi yang komprehensif dan partisipatif bersama pihak terkait. (PRA/ICH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com