Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Begadang Berdampak pada Aktivitas Gen

Kompas.com - 27/02/2013, 10:09 WIB
Fifi Dwi Pratiwi

Penulis

SURREY, KOMPAS.com — Pekerjaan atau aktivitas sosial lainnya tak jarang membuat manusia terpaksa mengurangi waktu tidur. Namun, tahukah anda, begadang terus menerus selama beberapa hari ternyata sangat berpengaruh secara genetik.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti Surrey Sleep Research Centre di Surrey University, dipimpin oleh Prof Derk-Jan Dijk, mengungkapkan bahwa orang yang jam tidurnya kurang dari 6 jam selama beberapa hari berturut-turut mengalami perubahan pada susunan gen yang aktif di dalam tubuhnya.

Hal tersebut terungkap dari hasil tes darah yang dilakukan terhadap individu sampel yang terdiri dari 14 pria dan 12 wanita, berusia antara 23 - 31 tahun.

Hasil tes darah menunjukkan bahwa pada orang yang mengalami kurang tidur, 267 gen menjadi lebih aktif, sedangkan 444 gen lainnya aktivitasnya menjadi terhambat.

Beberapa perubahan terjadi pada gen yang terkait dengan kondisi kesehatan orang tersebut. Di antaranya, perubahan aktivitas gen yang mengatur metabolisme, gen yang mengatur respon terhadap inflamasi, serta gen yang berpengaruh pada stres dan penuaan.

Peneliti menduga, perubahan yang terjadi pada gen yang mengatur metabolisme bisa berpotensi menimbulkan penyakit diabetes atau obesitas. Sementara itu, perubahan gen yang mengatur respon terhadap inflamasi, berpotensi menyebabkan penyakit jantung.

Temuan ini mengejutkan peneliti yang terlibat. "Yang mengejutkan kami, ternyata perbedaan durasi tidur yang sangat sedikit ini memberikan perubahan yang besar," kata Dijk seperti dikutip The Guardian, Senin (25/2/2013).

"Ini mengindikasikan bahwa gangguan waktu tidur tenyata berdampak lebih besar dibandingkan sekadar rasa lebih letih," tambahnya.

Sementara, Jim Horne, profesor psikofisiologi di Sleep Research Centre di Loughborough University memberikan argumentasi yang berbeda. Ia mengatakan potensi bahaya dari kurang tidur yang terjadi pada penduduk masa kini, dan kebutuhan untuk tidur malam selama 8 jam sering kali terlalu dilebih-lebihkan.

"Hasil penelitian ini memang menjadi bukti pendukung untuk masalah tersebut, tetapi yang perlu diperhatikan adalah, partisipan yang terlibat dalam penelitian ini seolah 'dipaksa' mengurangi jam tidur mereka. Kondisi ini bisa menyebabkan stres pada diri mereka," katanya.

Horne menambahkan, "Kita harus hati-hati dalam mencerna hasil penelitian ini dan tidak mengeneralisasinya. Ada orang yang terbiasa tidur selama enam jam dan mereka senang dengan itu. Di samping itu, tidur bisa beradaptasi pada beberapa perubahan, dan sebaiknya dinilai berdasarkan kualitasnya, bukan sekedar kuantitasnya."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com