Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Teriakan Tak Bisa Terdengar di Antariksa?

Kompas.com - 27/02/2013, 09:30 WIB
Fifi Dwi Pratiwi

Penulis

SURREY, KOMPAS.com — "Di luar angkasa, tak ada satu pun yang mendengar teriakanmu". Slogan itu cukup populer pada tahun 1979 berkat film Alien, sebuah film fiksi ilmiah yang menegangkan, diperankan oleh Sigourney Weaver. Slogan itu menginspirasi tim peneliti dari University of Surrey untuk membuktikan kebenaran dari slogan tersebut.

Secara teoretis, slogan itu ada benarnya. Luar angkasa hampa udara. Di sana tidak ada molekul sehingga suara, yang berupa getaran, tidak akan bisa bergerak. Namun, bagaimana hasilnya secara nyata? Inilah yang akan dibuktikan oleh para peneliti ini.

Teriakan-teriakan yang akan diujikan di luar angkasa telah dikumpulkan dalam sebuah aplikasi bernama The Scream in Space App yang telah dipasang di telepon pintar (smartphone) yang diluncurkan ke luar angkasa. Aplikasi ini dikembangkan oleh peneliti dari Cambridge University Space Flight.

Telepon pintar yang diluncurkan ke luar angkasa itu pada beberapa titik akan memutar video yang berisi teriakan-teriakan yang telah dikumpulkan. Setelah diputar, tim peneliti dari University of Surrey akan memantau apakah getaran suara dari smartphone tersebut terdeteksi oleh alat speaker yang dipasangkan di satelit mini tersebut.

Misi ini dinamai Smartphone Sat. Misi pada dasarnya adalah peluncuran satelit mini bernama Strand-1, yang berukuran 10 x 30 cm dan berat 4,3 kg. Satelit dibuat oleh sekelompok peneliti dari University of Surrey’s Space Centre (SSC) dan Surrey Satellite Technology (SSTL).

Satelit mini ini telah diluncurkan di India beberapa waktu lalu. Di dalam satelit terdapat sebuah telepon pintar, Galaxy Nexus, yang dilengkapi berbagai aplikasi khusus dan dipersiapkan menjadi pusat pengendali satelit tersebut pada fase kedua dari misi ini.

Tujuan peluncuran Strand-1 sebenarnya tidak semata untuk menguji terdengar atau tidaknya suara teriakan di luar angkasa. Satu tujuan lain adalah menguji daya tahan produk komersial standar yang diciptakan di Bumi ketika berada di luar angkasa.

Misi juga bertujuan menguji dua inovasi dalam peluncuran ke luar angkasa. Kedua inovasi antara lain sistem injeksi campuran air dan alkohol untuk menciptakan thrust (gaya mekanik yang menggerakkan pesawat terbang ke udara). Inovasi itu dinamakan "Warp Drive" (Water Alcohol Resisto-jet Propulsion De-orbit Re-entry Velocity Experiment).

Inovasi lain adalah teknologi pulsed plasma thrusters yang menggunakan energi listrik untuk memanaskan dan mengevaporasi materi, kemudian menciptakan gas bermuatan yang akan berakselerasi pada satu arah di medan magnet untuk mendorong satelit ke arah sebaliknya.

"Misi ini adalah pencapaian yang luar biasa dan merupakan penghargaan besar bagi semua insinyur yang terlibat," ujar Sir Martin Sweeting, Direktur SSC dan Kepala Eksekutif SSTL, yang dikutip BBC, kemarin (25/2/2013).

Perkembangan terbaru mengenai misi ini bisa diikuti melalui Twitter (@SurreyNanosats), dan foto-foto yang diambil oleh satelit tersebut dapat dilihat di akun Facebook (http://www.facebook.com/nanosats) yang dibuat khusus untuk misi ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com