Pelajar Indonesia Ditantang Belajar Rekayasa dengan Spaghetti

Kompas.com - 20/02/2013, 14:07 WIB
Fifi Dwi Pratiwi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari ini, Rabu (20/2/2013), puluhan pelajar SMA di Jakarta berkumpul di Pasific Place. Tujuan mereka tidak lain untuk menghadiri acara "International Engineering Week: A Bridge to the Future" yang diselenggarakan oleh Pusat Kebudayaan Amerika di Jakarta, Atamerica.

Acara ini dibuka oleh Robert Laing, National Excecutive Lockheed Martin Indonesia. Saat pembukaan, Laing menantang rombongan pelajar yang hadir untuk membangun jembatan menggunakan spagetti.

Hadiah yang dijanjikan untuk pemenang kompetisi tersebut tidak sembarangan. Laing menjanjikan, pemenang kompetisi ini akan merasakan pengalaman berada di Boeing 737 NG fullmotion 9simulator selama 1 jam.

"Jika kalian bisa membuat jembatan dari spagheti hari ini, bukan hal yang mustahil, di masa depan kalian bisa membangun sebuah stasiun luar angkasa," ujar Laing kepada para pelajar yang hadir.

Rombongan pelajar yang hadir tampak antusias mengikuti tantangan yang diberikan Laing. Lima orang dari empat sekolah yang hadir (SMAN 3 Jakarta, SMAN 28 Jakarta, Labschool Jakarta, dan MAN Insan Cendekia), dipilih untuk mewakili sekolahnya masing-masing. Kompetisi berlangsung sampai dengan jam 5 sore ini.

Di sesi kedua, pelajar yang tidak ikut kompetisi "spagheti brigde" disuguhkan dengan beberapa video tentang Lockheed Martin dan perkembangan teknologi, khususnya teknologi luar angkasa, dan ditutup dengan video pameran sains di Gedung Putih.

Laing mengatakan, "The future belongs to who dreams big". Kalimat itu membuat anak-anak remaja ini semakin bersemangat untuk mengikuti sesi berikutnya.

Sesi ketiga diisi dengan kompetisi mini riset dari setiap perwakilan sekolah yang hadir. Frank Mekker, engineer dari Lockheed Martin bertugas sebagai juri untuk kompetisi ini. Tim Labschool Jakarta membuka sesi ini, dilanjut tim SMA 3 Jakarta, kemudian SMA 28 Jakarta, dan ditutup presentasi dari Tim MAN Insan Cendekia.

"Kemampuan presentasi hasil penelitian merupakan satu kemampuan yang harus dimiliki oleh peneliti dan insinyur. Sebab kita (peneliti dan insinyur) harus mampu menjelaskan apa yang kita lakukan" kata Mekker menyemangati para peserta.

Kompetisi mini riset dijuarai oleh Tim MAN Insan Cendekia dengan ide penelitian "elevator anti-gravitasi".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau