Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mutasi Gen Bikin Merpati Batu seperti "Punkers"

Kompas.com - 01/02/2013, 17:14 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

WASHINGTON, KOMPAS.com - Ilmuwan berhasil menguraikan rahasia genetik merpati batu, 5000 tahun setelah spesies tersebut mulai menjadi hewan peliharaan.

Analisis genetik diantaranya berhasil menguak mengapa merpati batu memiliki bulu bagian kepala dan leher "spikiy". Menurut ilmuwan, hal itu terjadi karena mutasi pada gen Ephrin Receptor B2 atau EphB2.

"Gen tersebut adalah gen yang sama pada manusia yang menjadi kontributor dari munculnya penyakit Alzheimer, kanker prostat dan mungkin juga kanker lainnya," kata Michael Shapiro, asisten profesor biologi University of Utah yang melakukan penelitian.

Memiliki nama latin Columba livia, merpati tersebut adalah salah satu spesies paling bervariasi di dunia. Kurang lebih ada 350 variasi jenis merpati batu. Burung ini salah satu dari sedikit burung yang berhasil diuraikan secara genetik.

Studi yang dipublikasikan di jurnal Science ini mengungkap bahwa grup merpati ini berasal dari Timur Tengah.

Seperti dikutip AFP, Kamis (31/1/2013), Shapiro mengatakan, "studi menemukan banyak kesamaan genetik antara biakan dari Iran dengan biakan yang diduga dari India, konsisten dengan catatan sejarah tentang perdagangan di wilayah itu."

Menurut Shapiro, orang dahulu tidak hanya berdagang di India dan Timur Tengah, tetapi juga membiakkan merpatinya.

Dalam riset, peneliti membandingkan gen manusia dengan gen merpati ini. Manusia memiliki 21.000 gen sementara merpati batu 17.300 gen. Studi mengungkap, merpati batu punya 1,1 miliar pasang basa nitrogen smentara manusia memiliki 3 miliar pasang basa nitrogen.

Shapiro mengungkapkan, penelitian genetik merpati burung akan membantu peneliti menguraikan bagaimana golongan burung berevolusi.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com