BERWISATA ke Taman Nasional Komodo, jangan lupa singgah ke kampung Komodo. Satu-satunya pemukiman penduduk yang ada di pulau habitat asal satwa purba Komodo.
Manusia dan komodo hidup berdampingan dan tidak saling menyakiti, karena dipercaya berasal dari satu keturunan. Dalam perjalanan kali ini, Kamga, pembawa acara program”Explore Indonesia” yang tayang di Kompas TV, mengeksplorasi Kabupaten Manggarai Barat, NTT.
Perjalanan pertama menuju Pulau Rinca untuk melihat komodo. Berangkat dari Pelabuhan Labuan Bajo ke Pulau Rinca menggunakan kapal pinisi. Dua jam perjalanan sampailah di dermaga Loh Buaya, pintu masuk Pulau Rinca.
Dengan didampingi petugas pemandu, pengunjung bisa trekking untuk menyaksikan kehidupan Komodo di alam bebas dari dekat. Setelah kembali lagi ke Labuan Bajo, esoknya, perjalanan berlanjut ke Pulau Komodo. Kali ini menggunakan perahu kecil dan berencana menginap di atas perahu.
Perjalanan ke Rinca dan Komodo sangat mengesankan, apalagi Kamga sempat disuguhi pemandangan langka secara kebetulan. Ketika sedang berkeliling pulau, tiba-tiba muncul seekor Komodo dari semak belukar sedang bertarung melawan seekor ular.
“Kita sangat beruntung bisa menyaksikan ini, karena peristiwa seperti ini langka,” kata Pak Tarzan, sang pemandu.
Komodo bertarung dengan ular di Pulau Rinca. (Foto: Dok. Kompas TV)
Komodo memiliki 60 jenis bakteri mematikan dalam air liurnya. Ia mampu menaklukan sang ular yang ukurannya kalah besar.
Ketika malam tiba, perahu merapat perairan dekat Kampung Komodo. malam itu dihabiskan menginap di atas perahu. Makan, mandi, dan tidur di dalam perahu yang terombang-ambing gelombang menjadi pengalaman yang mengesankan.
Baru esok pagi, Kamga berkunjung masuk ke pemukiman penduduk. Meski hidup dalam satu pulau bersama hewan liar yang buas dan mematikan, namun penduduk tidak merasa takut. Bahkan anak-anak bebas bermain di luar rumah.
Kamga berjalan menuju Kampung Komodo. (Foto: Dok. Kompas TV)
Warga juga tetap beternak kambing dan membiarkannya berkeliaran bebas. Padahal tidak jarang komodo memangsa hewan ternak milik warga.
“Sudah ada 10 ekor kambing saya dimakan komodo. Sekarang kambing saya tinggal 3 ekor, kemarin baru dimakan 1 ekor,” tutur warga bernama ibu Farida.
Penduduk Kampung Komodo, sejatinya bukan suku asli pulau tersebut. Menurut Kepala Desa, Dahlan, suku asli Komodo sudah punah. Dua warga suku Komodo asli yang terakhir sudah meninggal tahun 1980-an dan mereka tidak memiliiki keturunan.
Namun penduduk pendatang Kampung Komodo yang mayoritas keturunan Bugis, Sulsel dan Bima, NTB, kini sudah merasa dirinya sebagai Suku Komodo. Dalam keyakinan penduduk setempat, komodo terlahir dari rahim seorang manusia.