"Kiamat" Terjadi Satu Menit Lebih Cepat

Kompas.com - 15/01/2013, 20:27 WIB

KOMPAS.com - Ilmuwan yang tergabung dalam Bulletin of the Atomic Scientists (BAS) pada Senin (14/1/2013) mengumumkan Jam Kiamat (Doomsday Clock) berada di posisi 23:55 atau lima menit menuju tengah malam. Posisi ini bergeser lebih cepat satu menit dibanding tahun 2012.

Doomsday Clock merupakan simbol seberapa dekatnya kita menuju bencana besar atau kehancuran. Semakin mendekati tengah malam, semakin besar ancaman kehancuran yang dihadapi umat manusia. Saat akhirnya jarum jam menunjuk tengah malam, maka dunia hancur.

Doomsday Clock pertama kali muncul tahun 1947 sebagai cara ilmuwan atom untuk memperingatkan dunia akan bahaya senjata nuklir. Saat itu, ilmuwan mengatur waktu pada tujuh menit menuju tengah malam.

Pada tahun 1949, ketika hubungan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet memanas, BAS mengatur jarum jam berada tiga menit menuju tengah malam. Tahun 1953, pasca uji pertama kali bom hidrogen, jarum jam Doomsday Clock diatur dua menit menuju tengah malam.

Untuk tahun 2013, Doomsday Clock berada di lima menit menuju tengah malam. BAS menempatkan waktu tersebut setelah mempertimbangkan keadaan global yang terjadi sebagai acuan.

Seperti persenjataan nuklir yang ada di seluruh dunia, proses pemulihan yang lambat dan memakan biaya dari tragedi nuklir di Fukushima, Jepang, dan cuaca ekstrem yang sejalan dengan pola pemanasan global.

Para ilmuwan juga menulis surat terbuka kepada Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, yang menyatakan pandangan mereka terhadap kehidupan manusia yang suram di masa depan jika tak segera melakukan tindakan melindungi bumi.

"2012 adalah tahun terpanas dalam sejarah Amerika Serikat, ditandai dengan kekeringan yang menghancurkan dan badai brutal. Peristiwa ekstrem ini sesuai dengan prediksi model iklim menuju atmosfer yang sarat akan gas rumah kaca," tulis surat tersebut.

Selain ancaman pada Bumi, ilmuwan yang tergabung dalam BAS juga menulis kemajuan di beberapa negara yang mulai menggunakan energi angin dan sumber energi terbarukan lainnya. Jika hal ini terus dilakukan maka bukan tidak mungkin Doomsday Clock akan bergerak mundur dan melambat. (Umi Rasmi/National Geographic Indonesia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau