Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Red Tide di Indonesia Sangat Langka

Kompas.com - 15/12/2012, 22:09 WIB
Yulvianus Harjono

Penulis

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Fenomena "Red Tide", yaitu ledakan populasi plankton di Indonesia, khususnya di Lampung, adalah fenomena sangat langka.

Muawanah, Penyelia Laboratorium Kualitas Air Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BPPL) Lampung, Sabtu (15/12/2012) malam mengatakan, fenomena alam yang unik ini belum pernah terjadi sebelumnya di Lampung.

"Setidaknya sepanjang 25 tahun terakhir, semenjak saya rutin melakukan pemantauan kualitas air di sini (perairan Teluk Lampung)," tutur Muawanah. Sejumlah pembudidaya ikan kerapu di Teluk Lampung pun dibuat heran dengan fenomena ini.

Munculnya Red Tide ditandai dengan berubahnya warna air menjadi coklat kemerahan pekat. Dampaknya, ikan-ikan pun mulai mati.

"Sejak 2002 saya 'bermain" di kawasan perairan ini, belum pernah terjadi semacam ini sebelumnya," ungkap Priyatno (35), teknisi sebuah perusahaan keramba jaring apung di Ringgung, Pesawaran.

Muawanah mengatakan, Red Tide merupakan fenomena global yang kemunculannya akhir-akhir ini kian meningkat di sejumlah negara. Plankton pemicu red tide diketahui memang menyukai kawasan perairan tertutup dan tenang macam Teluk Lampung.

Namun, yang menjadi pertanyaan besar, spesies yang memicu Red Tide di Lampung ini, yaitu Cochlodinium polykrikoides, diketahui bukan organisme asli di Teluk Lampung.

Plankton bersel dua hingga delapan ini dideteksi pertama kali muncul di perairan Karibia, Amerika. Diduga, organisme yang menjadi sumber penting mata rantai ekosistem ini bermigrasi dari luar.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com