Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/11/2012, 16:39 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gerakan Pemuda (GP) Anshor meminta politisi Partai Demokrat Sutan Bhatoegana meminta maaf pada warga Nadhilyin dalam tempo 1 x 24 jam. Jika ultimatum itu tidak ditindaklanjuti, GP Anshor akan melaporkan Sutan ke Mabes Polri. Anshor juga menilai Sutan, yang mengatakan, almarhum Gus Dur "dilengserkan" akibat skandal korupsi Bulog dan Brunei-gate, sombong jika tetap bersikeras tidak mau meminta maaf secara resmi.

Tuntutan ini disampaikan Ketua GP Anshor Jawa Timur Alfa Isnaeni di Kantor PP GP Anshor Jakarta, Rabu (28/11/2012). "Sebagai sesama anak bangsa, kami menyarankan (Sutan) minta maaf karena itu sebagai bagian dakwah. Kalau tidak mau minta maaf, Sutan berarti sombong. Sikap itu dekat dengan setan," kata Alfa.

Kalangan Nadhilyin, terutama GP Anshor sangat mengecam pernyataan itu. Pernyataan itu telah melukai warga Nadhilyin.

Pada kesempatan itu, Alfa mengatakan, permasalahan ini adalah antara Anshor dengan Sutan, bukan Partai Demokrat. Terkait aksi demo yang digelar di depan kantor Demokrat, hal ini bertujuan agar partai penguasa tersebut dapat menindaklanjuti aspirasi Anshor.

Sementara itu, Sekretaris GP Ansor Jawa Timur Imron Rosyadi Hamid mengatakan, Ansor tidak bermaksud menjatuhkan citra partai Demokrat. Di GP Ansor, lanjutnya, banyak simpatisan Demokrat.

Sebelumnya, dalam dialog kenegaraan bertema "Pembubaran BP Migas untuk Kemakmuran Rakyat" pada Rabu, 21 November lalu, Sutan menyebut pemerintahan Gus Dur "dilengserkan" akibat skandal korupsi Bulog-gate dan Brunei-gate. Hal itu dianggap menyakiti hati rakyat Indonesia, terutama warga Nahdliyyin.

Baca juga:
Emosi Warga Nahdliyin Bisa Memuncak
Gus Dur Dilecehkan, Garda Bangsa Jatim Marah
Lecehkan Gus Dur, Sutan Bhatoegana Didemo

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com