Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daur Ulang Ekstrem, Ubah Kotoran Jadi Makanan

Kompas.com - 22/11/2012, 20:25 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

EDINBURGH, KOMPAS.com - Howard Bell, peneliti dari Food and Environmental Research Agency di Inggris punya solusi ekstrem untuk mengatasi masalah pakan hewan. Ia mengusulkan daur ulang kotoran menjadi makanan hewan dengan bantuan belatung.

"Cerita sebenarnya adalah kita menambang sumber daya yang tak tereksplorasi. Dan, sumber daya besar apa yang tak tereksplorasi? Itu adalah kotoran kita," kata Bell seperti dikutip New Scientst, Rabu (21/11/2012).

Dalam konferensi InnovateUK yang diadakan di Edinburgh, Bell menguraikan idenya. Pertama, kotoran dipakai sebagai media tumbuh belatung. Setelah tumbuh dan gemuk, belatung dikeringkan dan diolah menjadi pakan hewan yang disebutnya "kue belatung".

Lewat proyek ujicoba selama 3 tahun, Bell telah mengukur keefektifan caranya dalam memproduksi pakan hewan. Dari sebanyak 1 ton kotoran dan 100 kg belatung, ia bisa memproduksi 12,5 hingga 35 kilogram pakan.

Bell mengatakan, kandungan nutrisi dalam kue belatung yang dihasilkannya tak kalah dengan pakan hewan yang diolah dari kedelai atau ikan. Kandungan protein dan lemak yang dibutuhkan ternak seperti sapi, babi atau ayam tetap bersaing.

Kalangan industri tertarik dengan ide Bell. Allan Finney dari perusahaan Amerika Serikat, OVRSol telah mengujicoba memproduksi pakan dengan menumbuhkan belatung di media limbah industri makanan dan selanjutnya pada kotoran.

Tes yang dilakukan perusahaan tersebut menyatakan bahwa belatung bisa mengurangi kotoran hingga setengahnya. Belatung juga tahan dengan bakteri coli dan Salmonella sehingga kotoran tak perlu disterilkan.

Perusahaan lain yang berbasis di Cape Town, Afrika Selatan, AgriProtein, tertarik memproduksi kue belatung dengan media limbah darah pemotongan hewan dan dedak. Jason Drew pendiri AgriProtein, mengatakan, pihaknya bisa menghasilkan 100 ton kue belatung per hari.

Soal keamanan daging hewan ternak yang kemudian dimakan manusia, Drew mengatakan bahwa hal itu bukan masalah. "Kita semua memakan dari siklus itu kan, coba tebak apa yang mereka makan," cetusnya.

Sementara Finney mengatakan, dalam proses rantai makanan, jarak antara daging hewan yang dimakan dengan kotoran adalah dua. Dari kotoran ke belatung, lalu ke ternak baru ke manusia. Sementara jika dibandingkan dengan sayuran organik, jaraknya satu, kotoran ke sayuran dan ke manusia.

Cara Bell adalah solusi memproduksi pakan ternak dengan harga murah. Ini sesuai dengan kondisi dimana bahan baku kian mahal. Micheal Rust dari divisi perikanan, National Oceanic and Atmospheric Administration mengatakan, "Kami membayangkan ini sebagai perubahan besar dalam sistem suplai makanan."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com