Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangutan dan Simpanse Juga Alami Krisis Paruh Baya

Kompas.com - 20/11/2012, 20:35 WIB

KOMPAS.com — Krisis paruh baya ternyata bukan hanya dialami oleh manusia. Orangutan dan simpanse, dua mamalia kerabat dekat manusia, ternyata juga mengalami hal yang sama.

Demikian hasil penelitian Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) yang melibatkan 500 kera besar untuk diteliti, terdiri dari 172 orangutan dan 336 simpanse.

Kedua jenis kera besar ini menunjukkan pola krisis yang sama dengan manusia ketika mencapai usia tertentu. Namun,  para peneliti yang terlibat menegaskan, kera besar tidak melakukan hal-hal yang dilakukan oleh manusia saat krisis menyerang.

Akan tetapi, lebih kepada siklus hidup di mana kesejahteraan mereka meninggi di masa muda, mulai menurun di usia pertengahan, dan naik lagi di usia tua.  Andrew J Oswald, salah seorang penulis dalam jurnal penelitian, mengatakan, kera menunjukkan ada penurunan paruh baya dengan tidak melibatkan pernak-pernik kehidupan modern seperti manusia.

"Hasil penelitian kami menyatakan keberadaan manusia bukanlah hal unik yang kita miliki. Meski bisa dijelaskan dengan aspek kehidupan manusia dan masyarakat, keberadaan manusia kemungkinan berdasarkan dari biologi yang kita bagi bersama kera-kera besar," tulis para peneliti.

Hasil penelitian didapat setelah mewawancarai penjaga kebun binatang, relawan, dan peneliti lain yang bekerja sama dengan orangutan dan simpanse. Mereka menggunakan kuesioner yang biasa digunakan untuk mengukur kehidupan manusia. Hanya saja pertanyaan di dalamnya dimodifikasi untuk kera besar.

Pertanyaan yang diajukan termasuk hal-hal kecil, seperti mood dan kesenangan yang didapat ketika bersosialisasi. Serta bagaimana kesuksesan kera-kera ini ketika mencapai suatu hal.

Para pakar menemukan bahwa kera-kera ini mengalami kemunduran dalam kehidupannya di akhir usia 20-an dan awal 30-an. Adapun manusia mengalami krisis ini pada usia 45 tahun hingga 50 tahun. "Penemuan ini memberi dampak kepada sains dan disiplin sosial-sains. Mungkin juga bisa membantu mengindentifikasi cara untuk meningkatkan kehidupan manusia dan kera."

Hanya saja para peneliti tidak bisa menyebutkan alasan mengapa krisis ini bisa dialami para kera besar. Teori yang disampaikan saat ini adalah menyangkut perubahan di otak selama usia pertengahan atau karena pengaruh evolusi. (Zika Zakiya/National Geographic Indonesia)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com