Air Kencing Jadi Bahan Bakar Generator Listrik

Kompas.com - 13/11/2012, 12:16 WIB

LAGOS, KOMPAS.com — Empat remaja Afrika mengembangkan sebuah generator listrik yang dijalankan dengan menggunakan air kencing atau urine. Kuartet ilmuwan muda berbakat itu adalah Duro-Aina Adebola, Akindele Abiola dan Faleke Oluwatoyin yang berusia 14 tahun, serta Bello Eniola berumur 15 tahun. Mereka melakukan debut untuk alat bertenaga air kencing itu di Maker Faire Afrika di Lagos, Nigeria, lapor CNET.

Blog milik Maker Faire meringkas cara kerja alat itu sebagai berikut. Urine dimasukkan ke dalam sebuah elemen elektrolit yang memecahkan urea itu menjadi nitrogen, air, dan hidrogen. Hidrogen masuk ke sebuah filter air untuk proses pemurnian, yang kemudian akan didorong ke dalam tabung gas. Tabung gas itu mendorong hidrogen ke dalam silinder boraks cair, yang digunakan untuk menghilangkan kelembaban gas hidrogen. Gas hidrogen murni ini didorong ke generator. Satu liter urine menghasilkan listrik hingga 6 jam.

Dalam rangka mengurangi risiko ledakan terkait dengan hidrogen itu, tim menggunakan katup satu arah meskipun CNET menunjukkan bahwa hal itu mungkin masih bisa berbahaya.

Generator listrik mengalami permintaan yang jauh lebih besar di Afrika ketimbang di Amerika Serikat. Demikian penjelasan majalah Forbes. Meskipun menjadi pusat Nigeria dan kota terkaya, Lagos sering mengalami pemadaman listrik. Demikian laporan majalah Time.

Walaupun jelas inovatif, listrik dari air kencing mungkin tidak efisien dalam skala yang lebih besar, laporan NBC News. "Ini merupakan sebuah proyek sekolah menengah atas, jadi jangan menganggapnya (begitu serius)," kata Gerardine Botte, seorang insinyur kimia di Ohio University yang menemukan proses elektrolisis urea, kepada NBC.

Botte menyarankan para siswa itu "bekerja dengan seorang insinyur untuk memahami teknologi dan aplikasi yang sesuai, yang menurut pendapat dia, merupakan cara untuk membuat proses pengolahan air limbah jadi lebih hemat energi".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau