Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budidaya Sorgum Cocok di NTT

Kompas.com - 07/11/2012, 12:48 WIB
Frans Sarong

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com -- Niat pemerintah membudidayakan sorgum (Sorghum spp) dinilai sangat cocok untuk kawasan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Alasan kuatnya karena rata-rata pulaunya merupakan daerah kering hingga gersang, karakter kawasan yang sangat ideal untuk tanaman tersebut.

"Sorgum tidak cocok untuk lahan basah. NTT nyaris tidak menyisakan lahan basah sehingga sorgum sangat cocok dibudayakan di daerah ini," kata guru besar pertanian lahan kering dari Fakultas Pertanian Universitas Negeri Nusa Cendana (Undana) Kupang, Nyoman Mahayana, Rabu (7/11/2012).

Mahayana diminta komentarnya terkait pernyataan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan ketika berkunjung di Desa Prambon, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Minggu (4/11/2012). Saat itu Dahlan mengungkapkan jajarannya berniat pengembangan sorgum secara nasional tahun 2013. Dengan target areal tanam awalnya 15.000 hektar, sorgum akan dibudidayakan di sejumlah daerah, termasuk di Sumba, NTT.

Menurut Mahayana, selain cocok dibudidayakan di NTT, sorgum bukan tanaman baru bagi warga setempat. Petani setempat sudah mengenal tanaman itu sejak nenek moyang mereka, meski belakangan terkesan langka setelah kalah bersaing dengan beras.

"Sorgum adalah bahan pangan bermutu tinggi. Saya sangat setuju jika sorgum menjadi tanaman pangan utama di NTT," ujarnya.

Sorgum adalah tanaman semusim yang serbaguna. Selain merupakan sumber pangan, sorgum dapat digunakan untuk pakan ternak dan bahan baku undustri. Khusus sebagai sumber pangan, sorgum menempati urutan kelima dunia setelah gandum, jagung, padi, dan jelai. Sementara di Asia Selatan dan Afrika, sorgum merupakan bahan pangan pokok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com